Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menyimak Kisah Pengusaha Training PLC

28 September 2012   10:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:32 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis siang kemarin tak biasanya saya pergi beramai-ramai dengan 3 orang teman lainnya, hanya untuk ‘kopi darat’ dengan kenalan baru kami di sebuah kedai bakso di mall terbesar di Kawasan Bekasi. Suasana santai seperti itu kami isi dengan diskusi dan menggali ide bersama. Jadi sejatinya, jalan-jalan itu pun adalah bagian dari pekerjaan itu sendiri. Dalam rangka pengembangan devisi pelatihan kami, maka salah satunya adalah dengan cara memperbanyak silaturahim dengan para senior yang telah eksis di bidangnya. Berharap ada sedikit banyak pelajaran yang kami serap dan kelak berguna dalam mendapatkan pola yang tepat bagi kami. Harapannya, kelak devisi itu juga dapat turut berkontribusi pada pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia dan menjadi salah satu kapal yang mampu mengangkut banyak penumpang. Amien YRA Dan Pak HK yang kami temui kemarin adalah entrepreneur dalam bidang jasa pelatihan yang kini mulai berkibar benderanya utamanya di dunia industri. Selain training center di Serpong, mereka telah memiliki kantor perwakilan di Jatiasih, Purwakarta, dan beberapa tempat lainnya. Training yang beliau siapkan adalah seputar PLC ( Programmable Logic Controller). PLC ini adalah sebuah pemrograman outomasi mesin, perangkat electric dan sejenisnya. Saya yakin untuk kalangan para engineer, PLC ini sudah bukan hal yang asing tentunya. Jika mesin-mesin yang ada di banyak industri dari mulai pabrik makanan, outomotive, perminyakan, gas dll itu diibaratkan sebuah handphone, maka PLC itulah software di handphone tersebut, dimana diperlukan pemrograman oleh manusia. Sebuah pabrik makanan yang menggunakan mesin dengan program PLC, sudah akan menakar berapa komposisi bahan A, B, C dst untuk menjadi sebuah adonan kue dengan formula yang telah diresepkan. Bahan-bahan itu akan turun ke dalam loyang adonan sesuai takaran yang dibutuhkan, sehingga meminimize resiko kegagalan. Meski skill PLC oleh Pak HK dan team adalah terbilang advance, atau dengan kesulitan tingkat tinggi, namun bukan disitu letak apresiasi kami yang sebenarnya. Semua ilmu pasti dapat dipelajari sepanjang seseorang mau berusaha dan terus belajar. Apalagi Pak HK yang adalah mantan dosen ITB, tentunya menganggap tekhnologi sebagai makanan sehari-hari, dimana saya melihatnya adalah sebagai kombinasi antara pekerjaan dan hobby yang berjalan beriringan. Namun kami jelas lebih tertarik untuk mendengar, bagaimana beliau menggelindingkan usaha tersebut sehingga dapat tinggal landas seperti sekarang ini. ”Asyik nih dengar yang transaksinya berember-ember...he he he...Tapi lebih asyik buat saya, jika Pak HK bisa berbagi sedikit cerita tentang awal mula bisnis ini dijalankan yah...” Demikian pertanyaan yang saya yakini mewakili 3 rekan saya yang lain. ”Saya merintisnya sekitar tahun 1990-an. Awalnya saya sempat jadi engineer juga di sebuah perusahaan kontraktor. Saya dikirim ke berbagai daerah untuk melakukan pemrograman. Tentu saja saya digaji standard karyawan. Ketika itu, saya dikirim ke Batam selama 3 hari, untuk yangk kesekian kalinya. Diam-diam saya mencari informasi, berapa perusahaan itu menjual tenaga dan skill saya dalam 3 hari itu? Dan bukan main kagetnya saya, karena angkanya adalah Rp. 45 juta!” Pak HK menceritakan dengan mata membelalak karena kagetnya. ”Dari situ saya mulai bisa melihat peluang. Saya terus mengumpulkan data-data yang kelak saya perlukan setiap kali saya ditugaskan. Perusahaan mana saja yang membutuhkan engineer yang menguasai PLC. Klasifikasi keahlian dari tingkat basic, medium, hingga advance menempati perannya masing-masing. Dari situlah saya memberanikan diri untuk memulai sebuah usaha konsultan dengan perijinan CV lalu meningkat ke PT.  Tentunya segala macam saya jalani. Saya ya marketing, ya engineer, ya trainer...Semua saya kerjakan sendiri sebelum team saya terbentuk. Waktu berjalan, dan Alhamdulillah saya dan teman-teman semakin banyak dikenal orang. Akhirnya kami juga tidak berhenti sebagai trainer, tapi juga membantu dengan mengirimkan teknisi ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Nah karena sekarang teknisi semakin krisis, maka kami membuat program kuliah 1 tahun untuk mencetak para engineer-engineer siap pakai. Tentunya berharap setelah mereka kami ’cloning’, ya bisa menjadi barisan pasukan kami sendiri. Tapi jika akhirnya mereka mau bekerja di tempat lain pun, kami tidak masalah, biarlah mereka yang akan memutuskannya” Demikian ceritanya Pak HK dengan penuh semangat. Semakin banyak generasi yang menguasai program PLC tersebut, tentunya adalah kabar gembira untuk bangsa ini. Karena di waktu lalu, ahli PLC banyak didatangkan dari dimana software itu diciptakan, seperti Amerika, Jerman, dll. Dan kabarnya, para ekspatriat itu digaji hingga 50jt per hari belum termasuk akomodasi. Ck ck ck.....Angka yang demikian fantastis terdengar di telinga saya tentunya...:) Saya tak perlu mengecek kebenaran informasi itu angka-angka fantastis itu, karena buat kami obrolan siang itu bekerja bak sebuah training motivasi secara gratis. Ibarat 1.000 langkah itu diawali dari satu langkah pertama. Semoga tulisan ini juga akan lebih menggerakkan hati para generasi muda yang saat ini masih berkarya, atau masih belajar, untuk bisa memanfaatkan waktu dengan lebih cermat agar dapat melihat setiap peluang. Apa yang kita panen hari ini adalah tanaman kita beberapa bulan bahkan beberapa tahun yang telah lalu. Dan apa yang akan kita panen beberapa tahun mendatang adalah, hasil upaya dan segenap perjuangan kemarin dan hari ini. Maka, semangkuk bakso menjadi teman bagi kami dalam memperkuat tekad, dan meluruskan sebuah niat. Kami akan membaca dengan lebih teliti,...Kami juga kan berjuang dengan lebih keras lagi....Hasilnya,... terserah Engkau ya Allah ya Tuhan kami... Karena kuyakin, Engkaulah pemegang kunci dari segala pintu yang ada di alam semesta ini  :):)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun