Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar dari Tokoh Azam yang “menyebalkan”

28 Juli 2012   08:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:31 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di episode lalu si tokoh menyebalkan ( Azam ), memberikan rayuan gombal pada sang istri yang meragukan kesetiaannya saat ia telah beranjak menua.

Azam berceloteh “Kau tetaplah menjadi seorang wanita yang kukagumi. Wanita muda mengagumkan karena kulitnya yang halus dan segar, wanita dewasa mengagumkan karena kematangannya, dan wanita tua mengagumkan karena kearifannya!. Jadi meskipun rambutmu sudah berubah menjadi uban semua, kau masih menjadi wanita yang paling mengagumkan buatku!

Gubraaak! Kalimat terindah yang didengar Aya pastinya bisa menghapuskan sejenak kekesalan pada setiap perilaku sang suami.  Meski ia tahu, pria itu juga pasti masih akan mengulangi dan mengulangi lagi hal-hal yang selama ini mungkin telah merenggut kenyamanan hidupnya. Apakah ini bisa dianggap sebuah pengorbanan? Entahlah...

Tapi ngomong-ngomong, jika setiap pria maupun wanita memberikan kekaguman pada para pasangan hidupnya sedemikian rupa sepanjang hidupnya....pastilah dunia ini akan penuh kedamaian. Tak perlu membuang waktu mengurusi masalah-masalah yang seharusnya tak perlu timbul atau ditimbulkan.

Akan lebih banyak waktu bagi manusia untuk naik kelas, memikirkan problematika sosial, kemasyarakatan dan berjuta proyek akhirat lainnya.

Semoga bagi kita yang sekarang ini telah membentangkan layar kapal mengarungi samudera hidup bernama ”keluarga”, kita bisa menggarisbawahi do’a menjelang pernikahan dulu, atau dahulu kala yang telah dipanjatkan....

Ya Allah, jadikanlah kami menjadi pasangan hidup yang saling menyempurnakan dalam peribadahan”. Dan ibadah itu pengabdian pada Sang Khalik, dengan terus menerus berusaha mengisi detik demi detik dengan hal terbaik, menuju akhir terbaik.

Jadi jelas....kapal kita akan berlayar menuju sebuah pulau : Khusnul Khatimah

Semoga Ramadhan ini, menjadi momen bagi kita semua untuk menundukkan hati dan jiwa. Memohon pertolonganNya untuk memberi kekuatan bagi diri, agar mampu terus berbenah. Menjadi pribadi yang selalu lebih baik, bagi diri, keluarga, sahabat dan semesta ini.  Semoga Allah memungkinkan kita semua menemui akhir hidup terbaik pada garis waktu yang telah ditentukanNya. Amien YRA.

Note : Bagi para sahabat remaja....cukuplah tersenyum sebagai renungan bagi semua...:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun