Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Air Zam-zam - Satu dari Sekian Keajaiban Dunia

27 Februari 2014   02:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_314120" align="aligncenter" width="614" caption="Air Zam-zam & Sejarah Kabah"][/caption]

Kuteguk air bening yang telah melintasi banyak daratan dan lautan dari tanah asalnya, negeri para nabi diturunkan. Ya, apalagi jika bukan air Zam-zam yang adalah oleh-oleh dari tetangga yang baru pulang menunaikan ibadah umrah beberapa waktu lalu.

Sebagaimana diketahui, antrian jamaah haji semakin panjang setiap tahunnya. Sehingga untuk memenuhi keinginan dan rinduan berkunjung ke tanah suci, sebagian umat Islam memilih menunaikan ibadah umrah terlebih dahulu. Sebagian karena khawatir jika usia tidak mau berkompromi untuk menunggu giliran panggilan haji tiba. Sebagian lagi karena pertimbangan-pertimbangan lainnya, semacam program paket wisata ke negeri-negeri sekitarnya, atau pun jatah kantor yang memberikan penghargaan pada para karyawan terbaiknya. Apa pun dasar pertimbangannya, semoga akan menyampaikan pada hasil terbaik  yang diperoleh yang adalah meningkatnya keimanan dan ketaqwaan seorang hamba kepada Rabb-nya sepanjang sisa usianya.

Pertama kali minum air zam-zam, usiaku belum genap 10 tahun. Ketika itu orangtua yang atas ijin Allah diberikan anugerah menunaikan ibadah haji, membawa oleh-oleh satu jeligen air Zam-zam. Air Zam-zam itu kemudian dibagi-bagi ke seluruh kerabat dan tetangga sebagai oleh-oleh.  Pertanda bahwa kaki telah menginjak tanah suci, berkunjung ke Baitullah, impian hampir seluruh umat muslim di dunia. Ketika itu ibadah haji memakan waktu berbulan-bulan karena masih menggunakan transportasi laut.

Pelepasan ibadah haji hampir selalu diiringi dengan derai air mata keluarga dan orang-orang terdekatnya. Bahagia karena diberi kesempatan memenuhi panggilanNya, dan sedih tak terkira karena ada kekhawatiran ‘jangan-jangan itulah pertemuan terakhir’ dengan para calon jemaah. Karena bisa saja sang tuan rumah, Allah SWT memperkenankan jamaah untuk menghadapNya dalam keadaan suci bak seorang bayi yang baru terlahir di dunia ketika taubat seseorang dikabulkan oleh Allah SWT. Mungkin itulah sebabnya hingga kini, keberangkatan seorang jamaah haji bisa diantar oleh beberapa orang, bahkan bila perlu satu RT ! J Menambah kemacetan jalan tak terkira pastinya X_X

Kembali kuraih salah satu buku favorit dari rak buku ; Sejarah Ka’bah – Karya Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli. Buku-buku favorit semacam ini memang sering keluar masuk rak buku, karena sering ada rasa ‘kangen’ untuk kembali menyimak kisah di dalamnya. Dan berikut ini adalah kisah seputar air Zam-zam yang ingin kubagikan di sini. Sebelumnya saya pernah mengulas di sini ; Harta Karun Dalam Sumur Zam-zam dan Kisahnya .

Jutaan orang kini terus berdatangan ke Mekah dari segala penjuru untuk menunaikan ibadah haji dan umrah.  Jumlah itu naik setiap tahunnya, dan data statistik di tahun 2012 jumlahnya melebihi 10 juta orang.

Setiap jamaah pasti mengambil air zam-zam untuk keperluan minum, bahkan untuk berwudhu. Mereka juga membawanya ke penginapan masing-masing.

Lalu pernahkah terlintas berapa banyak air yang diambil dari sumur itu setiap tahunnya? Jika dihitung, dalam musim haji rata-rata 2 juta orang. Mereka menginap di Mekah kurang lebih 25 hari dan setiap jamaah mengonsumsi 2 liter per hari. Artinya, tak kurang dari 100juta liter yang disedot dari sumur Zam-zam, belum ditambah dengan yang dibawa pulang para jemaah ke negara masing-masing. Jika ditambah dengan jumlah yang dikonsumsi jamaah umrah per tahun yang jumlahnya jauh lebih besar, pastinya angkanya akan sangat fantastis.

Namun sebagaimana diketahui, sumur Zam-zam tak pernah berkurang cadangan airnya dari waktu ke waktu, bahkan terus melimpah. Jika bukan karena kekuasaan Allah, tidak mungkin sumur yang hanya berukuran 20 meter persegi dengan kedalaman 40 meter itu mampu menyediakan ratusan  juta liter selama berabad-abad ini.

Keajaiban sumur Zam-zam telah dibuktikan lewat metode ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan. Seorang di antaranya adalah pakar geologi Mesir, Dr. Farouk El-Baz, yang bekerja di badan antariksa Amerika Serikat (NASA). Dilaporkan di harian Asharq Al Awsat, pakar ini telah melakukan pemotretan geologis kawasan Gunun Sahara lewat satelit pada tahun 1973. Dan ia mendapati tanda-tanda adanya lautan air di lapisan bebatuan di bawah Mekah, yang tak lain adalah sumber dari air Zam-zam.

Pun seorang ilmuwan Arab Saudi bernama Tariq Hussain, seorang pakar kimia yang bekerja di perusahaan instalasi pemurnian air laut Saudi di Jeddah. Atas perintah langsung dari Raja Faisal, ia meneliti air Zam-zam di tahun 1971. Ketika itu, Raja bertujuan menepis tuduhan bahwa air Zam-zam tidak sehat lagi karena tercemar air resapan limbah warga Mekah.

Tariq bersama stafnya bahkan dapat membuktikan sebaliknya. Bukan hanya air Zam-zam terbukti tidak ada kaitannya dengan resapan limbah warga Mekah, namun juga melalui penelitian di laboratorium di Eropa, ditemukan bukti bahwa air Zam-zam mengandung fluorida yang justru berfungsi membunuh kuman.

Kuantitas kalsium dan garam magnesiumnya pun sedikit tinggi dibandingkan dengan air sumur lain di Arab Saudi.

Keistimewaan lainnya, kandungan garam air di sumur Zam-zam selalu stabil, sehingga rasanya tidak pernah berubah sejak pertama kali terbentuk ribuan tahun silam. Pantaslah air Zam-zam yang kuteguk hari ini sama persis rasanya dengan air Zam-zam puluhan tahun lalu. Sumur Zam-zam juga sama sekali tak pernah ditumbuhi lumut, meski seluruh sumur di muka bumi ini pasti berlumut dan diliputi tumbuhan mikroorganisme.

Maka, air Zam-zam dengan kandungan yang ada di dalamnya mampu meningkatkan daya tahan tubuh bila diminum. Dan jauh-jauh hari, Rasulullah SWT telah memberitahu kita melalui hadist riwayat Ibnu Abbas;

Air yang paling baik di permukaan bumi adalah air zam-zam. Ia mengandung makanan bergizi dan menyembuhkan sakit. Air yang paling buruk di permukaan bumi adalah air Lembah Baharut di Hadramaut. Permukaannya berkutu yang terlihat seperti kaki belalang. Ia mengalir pagi hari dan mengering pada malam hari.”

Dalam hadist lain, diriwayatkan Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, yang berasal dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW pernah berujar, “ Sesungguhnya, Zam-zam ini air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi. Air Zam-zam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Nabi Ismail.”

Berbagai kesaksian dan pengalaman mungkin sering kita dengar terkait sembuhnya seseorang dari suatu penyakit bahkan penyakit yang dianggap paling mematikan sekalipun, yaitu kanker setelah minum atau pun mandi dengan air zam-zam. Pastinya dengan niat yang bulat, dengan permohonan yang lurus kepada Sang Pemilik Rumah, dan atas ijinNya pula.

Meneguk air Zam-zam semoga mampu menghadirkan cita-cita terbaik untuk mampu menjadi satu di antara miliaran manusia yang ‘beruntung’ karena sempat berkunjung ke Baitullah di suatu ketika. Jangan pernah berpikir bahwa tidak mungkin melakukan perjalanan sejauh itu, karena Allah Maha Besar dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika Dia berkehendak, maka jalan itu akan terbuka dengan sejuta alasan yang dimungkinkanNya.

Semakin hari mungkin frekuensi kita mereguk air Zam-zam pun semakin seringnya seiring dengan banyaknya kerabat, saudara, dan sahabat pulang dari tanah suci. Terlebih bagi Anda yang ‘mondar-mandir’ entah ke sana karena ‘tugas’, urusan usaha, ataupun karena berkelimpahan karunia yang mengambil sendiri dari sumber asalnya. Apa pun alasan, dan darimana pun air zam-zam itu didapatkan hingga membasahi tenggorokan, semoga kan membawa berkah dan menambah keimanan serta ketaatan pada Allah SWT, sebagai pencipta keajaiban dunia berupa ‘Sumur zam-zam’ sebagai bukti bagi kaum yang berfikir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun