Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Yusuf - Maling yang Tertangkap!

18 April 2014   18:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:31 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu Subuh dianggap sebagai salah satu ‘prime time’/ waktu utama bagi umat muslim sedunia. Karena di sanalah diyakini berkah Allah tercurah turun dari arsy-Nya di ketinggian sana menunggu setiap jiwa menyambutnya dengan gegap gempita. Pada derasnya hujan karunia yang dilimpahkanNya, manusia berdiri bersama para malaikat bersyaf-syaf mengagungkan sang Pemilik Jagad Raya. Damai yang meliputi setiap jiwa seiring sejuknya embun pagi yang perlahan meliputi permukaan bumi.

Dan sebagaimana Subuh hari-hari sebelumnya, sebagian pria muslim di komplek kami beranjak dari peraduannya menuju masjid terdekat kami ; Masjid At-Taqwa. Satu-satunya masjid terbesar di lingkungan kami dengan bangunan tak kurang dari 500m2 itu terletak persis di depan pos keamanan kluster kami. Otomatis adalah tugas para sekuriti untuk mengamankan acara shalat berjamaah di setiap waktu shalat tiba.

Masjid yang terletak di tepi jalan utama, memungkinkan banyak pengendara menepi untuk bergabung di setiap waktu shalat jamaah digelarkan. Termasuk pagi ini, seorang musyafir dari Bandung menepikan kendaraannya untuk ikut menunaikan shalat Subuh berjamaah.

Sebagaimana kebiasaan beberapa pria, shalat yang diyakini harus mengenakan pakaian bersih dan suci, memilih menanggalkan celana panjang yang dikhawatirkan bagian bawahnya sempat menyentuh tanah kotor dsb. Maka mereka telah menyiapkan sarung bersih yang tersimpan di tasnya untuk dikenakan saat shalat dimana pun ia singgah.

Demikian pula yang dilakukan seorang pria musyafir dari Bandung pagi ini. Ketika ia mengambil air wudhu, celana panjang berisikan dompet dan sebuah smartphone diletakkan di samping tasnya. Tak terlintas curiga sedikit pun karena di sekelilingnya terdapat Bapak-Bapak jamaah lain yang dipercaya pasti akan turut menjaganya.

***

Pak Satpam sudah menaruh curiga ketika seorang jamaah keluar dari barisan sebelum shalat Subuh selesai dilakukan. Seorang pria muda berpakaian coklat Pramuka berjalan ke kanan, yang artinya ke kluster sebelah dimana terdapat pos satpam berikutnya yang berfungsi ganda, sebagai pangkalan para tukang ojek menunggu rizkinya.

Shalat jamaah usai, dan seorang jamaah menghampiri pos keamaan kami, melaporkan kehilangan smartphone dan dompet yang berada di kantong celananya. Dan Pak Satpam yang sigap segera meminta pak ojek lain yang kebetulan berada di situ untuk mengejar ke arah kluster sebelah, dimana seorang yang tadi dicurigai mengarah ke sana.

Tanpa diduga, si maling itu pun menaiki ojek dari kluster sebelah, berbalik arah bermaksud melintasi jalan depan masjid ( depan pos keamanan kami). Maka berteriaklah tukang ojek suruhan Pak Satpam ke teman sejawatnya untuk menurunkan si penumpang yang ditengarai adalah maling yang dicari.

Begitu mudah menangkap maling naas itu pagi ini. Tanpa banyak perlawanan karena dikepung oleh puluhan pria jamaah berikut beberapa petugas keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun