Logikanya begini. Dengan HTM regular Rp. 100.000,- s/d 140.000,- (dengan tiket terusan) saja Taman Safari Indonesia masih menjadi tempat wisata terfavorit setelah Taman Impian Jaya Ancol dan unit-unitnya ( Dunia Fantasi, Ocean Dream Samudra dan Atlantis Water Adventure). Dimana kita tahu HTM semua lokasi wisata di atas angka Rp. 100.000,- /orang. Jadi harga Rp. 50.000,- tersebut adalah harga kompetitif yang bisa diberlakukan kepada pengunjung. Selain kunjungan wisatawan domestik perorangan/keluarga, prospek utama adalah dari ribuan perusahaan yang menyelenggarakan acara family gathering atau pun corporate gathering.
Umumnya perusahaan yang memiliki jumlah karyawan dan keluarga lebih dari 3.000 orang akan ketar-ketir menyelenggarakan acara di puncak karena kendala perjalanan. Sementara, jika tema tahun ini pantai, maka tahun berikutnya sebuah perusahaan biasanya akan mencari tema yang berbeda untuk menciptakan suasana baru dan menghindarkan dari kebosanan para pesertanya.
Saya teringat sebuah seminar UKM oleh Bank DKI beberapa waktu lalu yang menghadirkan Pak Ahok sebagai salah satu pembicaranya. Dan dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan rencana pembenahan ke depan terkait Jakarta sebagai ibukota, dimana menjadi wajah Indonesia, negara besar yang kaya dengan seni budayanya. Lingkungan Monas tempat pertama yang perlahan dikembangkan menjadi kawasan wisata terpadu, dimana berbagai kerajinan dan seni budaya daerah kelak akan tersaji di teras bangsa ini.
Seorang teman pernah mengomentari, bahwa kadang tempat rekreasi yang dikelola oleh pemerintah memang sengaja dibiarkan apa adanya pengelolaannya, untuk kemudian dilaporkan masih posisi keuangan masih merugi. Wah, kalau ini yang terjadi, betapa mengenaskan sebenarnya selama ini.
Namun berprasangka buruk tentu tak akan membuahkan apa pun selain energi negatif yang merugikan. Maka tetap mencipta harapan sembari membuat himbauan-himbauan kecil semacam inilah yang semoga menggugah mereka yang memiliki kapasitas lebih besar untuk dapat mewujudkan perubahan-perubahan di masa mendatang.
Lee Kuan Yew perlu waktu tak kurang dari 20 tahun menata negerinya menjadi semaju hari ini. Ataukah mungkin sedikit harus bersabar menanti agenda Pemprov DKI dan jajarannya tertuang beberapa tahun ke depan untuk kita nikmati? Semoga saja :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H