Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kebun Binatang Ragunan Layak Belajar dari Taman Safari Indonesia

25 April 2014   22:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:12 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13984243511740503156

Logikanya begini. Dengan HTM regular Rp. 100.000,- s/d 140.000,- (dengan tiket terusan) saja Taman Safari Indonesia masih menjadi tempat wisata terfavorit setelah Taman Impian Jaya Ancol dan unit-unitnya ( Dunia Fantasi, Ocean Dream Samudra dan Atlantis Water Adventure). Dimana kita tahu HTM semua lokasi wisata di atas angka Rp. 100.000,- /orang. Jadi harga Rp. 50.000,- tersebut adalah harga kompetitif yang bisa diberlakukan kepada pengunjung. Selain kunjungan wisatawan domestik perorangan/keluarga, prospek utama adalah dari ribuan perusahaan yang menyelenggarakan acara family gathering atau pun corporate gathering.

Umumnya perusahaan yang memiliki jumlah karyawan dan keluarga lebih dari 3.000 orang akan ketar-ketir menyelenggarakan acara di puncak karena kendala perjalanan. Sementara, jika tema tahun ini pantai, maka tahun berikutnya sebuah perusahaan biasanya akan mencari tema yang berbeda untuk menciptakan suasana baru dan menghindarkan dari kebosanan para pesertanya.

Saya teringat sebuah seminar UKM oleh Bank DKI beberapa waktu lalu yang menghadirkan Pak Ahok sebagai salah satu pembicaranya. Dan dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan rencana pembenahan ke depan terkait Jakarta sebagai ibukota, dimana menjadi wajah Indonesia, negara besar yang kaya dengan seni budayanya. Lingkungan Monas tempat pertama yang perlahan dikembangkan menjadi kawasan wisata terpadu, dimana berbagai kerajinan dan seni budaya daerah kelak akan tersaji di teras bangsa ini.

Seorang teman pernah mengomentari, bahwa kadang tempat rekreasi yang dikelola oleh pemerintah memang sengaja dibiarkan apa adanya pengelolaannya, untuk kemudian dilaporkan masih posisi keuangan masih merugi. Wah, kalau ini yang terjadi, betapa mengenaskan sebenarnya selama ini.

Namun berprasangka buruk tentu tak akan membuahkan apa pun selain energi negatif yang merugikan. Maka tetap mencipta harapan sembari membuat himbauan-himbauan kecil semacam inilah yang semoga menggugah mereka yang memiliki kapasitas lebih besar untuk dapat mewujudkan perubahan-perubahan di masa mendatang.
Lee Kuan Yew perlu waktu tak kurang dari 20 tahun menata negerinya menjadi semaju hari ini. Ataukah mungkin sedikit harus bersabar menanti agenda Pemprov DKI dan jajarannya tertuang beberapa tahun ke depan untuk kita nikmati? Semoga saja :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun