"Pembuat hoax terbaik adalah penguasa, karena mereka memiliki seluruh peralatan untuk berbohong. Intelijen dia punya, data statistik punya, media punya. Orang marah, tapi itulah faktanya"
-Rocky Gerung
Pemerintah memang mengendalikan berbagai sendi penting pun strategis jika mereka ingin menciptakan sebuah realita baru, merealisasi fantasi mereka menjadi kenyataan. Sehingga sangat riskan jika pemerintah dengan kekuatan seperti itu dapat melakukan apa yang dianamakan firehose of falsehood dalam menciptakan propaganda. Apa tujuannya? Secara jelas adalah motif untuk melanggengkan kekuasaan.
Pemerintah Jokowi saat ini sedang mencoba bermain-main dengan salah satu jenis propaganda tersebut. Menyebarkan wacana bohong yang sensasional sebagai upaya merebut perhatian dan menyebar ketakutan. Pada dasarnya, teknik ini menggunakan obvious lies yang direncanakan untuk membangun ketakutan. Sebagai senjata propaganda, sangat efektif sebab memengaruhi bagian otak yang disebut amygdala -- bagian otak yang bertanggung jawab untuk mendeteksi rasa takut dan mempersiapkan diri pada kondisi darurat, juga antisipasi bagaimana u ntuk mempertahankan diri.
Sementara itu, untuk bekerja secara efektif, obvious lies memiliki empat karakter kunci. Yang pertama adalah diproduksi secara masif dan disebarkan melalui berbagai media pemberitaan. Artinya, informasi fiktif diproduksi dengan kuantitas tinggi dan disiarkan melalui banyak media berupa teks, audio dan video. Mengutip kembali pernyataan Rocky Gerung adalah penguasa yang sangat piawai memainkan peran ini.
Yang kedua adalah, bergerak dengan cepat, terus menerus dan berulang. Artinya, pemberitaan ini harus diberitakan dengan masif, terus menerus dan berulang. Kemudian yang ketiga, tidak adanya komitmen pada realita atau fakta. Artinya pemroduksi propaganda ini acuh kepada komitmen. Kendatipun kebohongan itu mudah dibongkar, karena memiliki landasan argumentasi yang lemah dan mudah untuk dibuktikan salah. Tapi sang pembuat akan abai, sebab hanya sedikit orang yang akan resisten terhadap hal seperti itu.
Untuk memainkan orkes propaganda itu menjadi sempurna dibutuhkan komitmen pada konsistensi. Artinya, konsistensi pada berita bohong yang diproduksi. Konsisten pada kebohongan bagaimana pun nanti bervariasi cara klarifikasinya. adalah persoalan belakangan, bisa saja dalam sekejap berita itu diklarifikasi dengan pernyataan berbeda. Kebohongan yang diucapkan secara konsisten akan membentuk realitas baru, meski hal itu jauh dari kebenaran berita.
Rusia dianggap ikut campur dalam menentukan Pilpres tahun ini, dan kubu oposisi adalah perpanjangan tangannya. Sontak hal tersebut memanaskan telinga Rusia, hal itu langsung ditepis oleh Rusia lewat kedutaan besar di Indonesia. Rusia juga mengaku tidak ikut campur urusan pemilu di Indonesia. "Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia, yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami," demikian keterangan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di Indonesia lewat akun Twitter resmi.
Sepertinya memang untuk bisa memainkan teknik itu pemerintah harus terlebih dahulu mengupgrade kapasitas pikiran mereka, agar mampu bekerja secara 4.0 dan kebohongan yang mereka buat lebih halus dan sistematis tanpa cela yang mudah terbongkar.
- http://wartakota.tribunnews.com/2019/02/04/duga-prabowo-sandi-pakai-konsultan-rusia-jokowi-terus-yang-antek-asing-siapa
- https://news.detik.com/berita/d-4413341/rusia-bantah-ikut-campur-pemilu-di-indonesia
- https://pinterpolitik.com/firehose-of-falsehood-prabowo-jokowi-waspada/
- https://news.detik.com/berita/d-4413064/tkn-jokowi-bongkar-strategi-firehose-of-falsehood-rakyat-jangan-tertipu
- https://m.detik.com/news/berita/4412027/jokowi-sebut-ada-timses-pakai-propaganda-rusia-bpn-prabowo-beliau-stres
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H