Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun twitter @milisinasional adalah reinkarnasi baru dari akun twitter @distriknasional yang jadi korban totalitarianisme firaun anti kritik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mini Investigasi Soal Tabloid Indonesia Barokah

28 Januari 2019   17:17 Diperbarui: 28 Januari 2019   18:21 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percakapan mulai menghangat ketika itu, saya pun memberanikan diri untuk mengajukan hipotesis bahwa tabloid tersebut adalah operasi yang dialkukan pemerintah berbekal pengetahuan saya dan membaca berita-berita yang bererdar. "kalo menurut gw ini yang main pemerintah sih sob, soalnya TKN santai banget tanggapannya soal itu tabloid, bahkan bilang itu tabloid isinya fakta, kubu oposisi tidak perlu takutlah, kesannya TKN sudah tau peredaran itu dan paham betul dari segi kontennya". Teman saya pun menimpali, "kubu oposisi emang suka reaksioner dan berlebihan bro kalo nanggapin sesuatu, kayak Kasus Ratna kan begitu".

Saya pun berpindah pada tumpuan argumen lain dengan terlebih dahulu melempar sebuah pertanyaan, "lo curiga kenapa yang disasar tabloid itu masjid gak sih? Which is itu punya korelasi sama pendukung Prabowo yang dianggap berasal dari kalangan Islam garis keras, warisan HTI". Teman saya pun secara cepat menanggapi, "motif deradikalisasi kali, kan ada tuh kontennya yang bahas itu kalo gw gak salah". Mendengar ucapan itupun pikiran saya terbersit satu hal mengenai pernyataan BIN mengenai masjid yang terpapar radikalisme dibeberapa daerah, juga kritik Prabowo soal netralitas BIN pada saat dirinya menggelar pidato kebangsaan. Dan saya langsung utarakan pikiran itu, sejenak temen saya merenung.

"Nah itu bro! soal deradikalisasi, kalo lo bilang gitu makin kentel ini operasinya pemerintah, ada motif penanganan radikalisme dan meredam militansi massa pendukung Prabowo", sambut saya dengan dengan tujuan memecah keheningan. Temen saya pun kembali menjawab secara moderat bak diplomat dalam sebuah lobi politik, Gw rasa sih Pakde gak segatel itu bro sama kekuasaan sampe abuse power, daripada ngurus itu mending main sama si Ethes dia.

sumber istimewa
sumber istimewa
Saya pun mengendurkan perbincangan saya, merasa ada benarnya juga yang dia katakan. Saya pun kembali lagi ke soal bos teman saya yang diduga terlibat menciptakan Indonesia Barokah. "Jadi Soal IPW gimans bro?" Teman saya pun mengajukan sebuah argumen bahwa kemungkinan yang bermain berasal dari TKN bisa dan mungkin saja terjadi, dan nama Ipang Wahid yang terseret ada bentuk pengkambinghitaman. 

Menurut teman saya memang Ipang Wahid adalah figur yang sangat dekat dengan Jokowi-Ma'ruf, bahkan nama dia digadang-gadang akan menempati suatu kursi di Kementerian, tapi belum tau akan menempati pos apa, yang jelas sekarang dia sengat dekat dengan Bekraf. 

Menurut dia mungkin saja ada sesama TKN lain yang cemburu dengan sosok Ipang Wahid dan mencoba menjegal gerak dan langkah Ipang Wahid dengan cara seperti itu. "Lo paham kan kita alergi banget sama kampanye hitam dan hoaks, nah bos gw coba disingkirin dah tuh dengan diseret pada stigma menyebarkan kampanye hitam". 

Saya pun terpukau melihat penjelasan itu, logis juga menurut saya argumen yang teman saya ucapkan, apalagi peluang Jokowi menang dinilai sangat besar, jadi sangat mungkin memicu konflik dalam kalangan internal terkait pembagian jatah jabatan. Juga menguatkan pernyataan awal teman saya soal intrik dan gimmick. 

Yaah siapa yang tau juga jika ternyata Ipang Wahid merahasiakan operasi khususnya ini dari teman saya. Atau memang benar ada operasi kompetitor dari Ipang Wahid sesama TKN. Atau bahkan ada operasi infilterasi lain dari orang di luar TKN. Atau juga boleh jadi ini sandiwara babak baru dari kubu Prabowo-Sandi. Atau juga boleh jadi ada operasi intelijen dari BIN sebagai upaya deradikalisasi memanfaatkan momen pilpres ini. Atau bahkan ada konspirasi global yang mau mengintervensi mengacak-acak kedamaian Pilpres kita. Ah apa saja mungkin, apa saja bisa. God only knows!

Malam hampir dipenghujung ketika itu, sementara kami belum memiliki benang merah yang sama soal siapa yang berada di balik Indonesia Barokah. Tapi kami sepakat tentang satu hal bahwa dalam politik itu apa yang kita percayai adalah selayaknya Pita Mobius, kita tidak pernah bisa benar-benar yakin akan kebenaran satu hal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun