Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun twitter @milisinasional adalah reinkarnasi baru dari akun twitter @distriknasional yang jadi korban totalitarianisme firaun anti kritik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Matinya Kiai Joko

24 Januari 2019   16:16 Diperbarui: 24 Januari 2019   16:24 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: elshinta.com

Sumbangan Tulisan 

Oleh: Nasarudin Yaho

Kabar duka muncul dari Kraton Solo. Kiai Joko, salah seekor kerbau pusaka kraton mati (22/1), dengan kondisi mengenaskan, mulutnya penuh bisul dan bernanah.

Dalam tradisi Jawa, setiap peristiwa kraton selalu dihubungkan dengan mistisisme tertentu, apalagi menyangkut pusaka kraton.

Selain Kiai Joko pusaka kraton Solo yang dianggap sakti adalah Kiai Slamet. Keduanya dihormati dan dikeramatkan. Ketika berkeliaran di jalan tidak ada yang berani mengusik. Bahkan kotorannya sekalipun dibuat rebutan karena dianggap bertuah.

Ketika Kiai Joko mati dalam kondisi yang mengenaskan hal ini bisa menjadi kode dari langit yang membawa arti tertentu. Mulutnya yang bisulan dan bernanah bisa dikaitkan dengan kebiasaannya sewaktu hidup yang kurang baik dalam mempergunakan mulutnya.

Kondisi ini juga bisa dikait-kaitkan dengan kepemimpinan nasional sekarang yang dianggap kurang berkah karena banyaknya bencana. Hal ini menjadi peringatan keras dari langit agar para penguasa mawas diri.

Hilangnya pusaka kraton dan banyaknya bencana alam menjadi tanda bahwa kekuasaan seorang pemimpin mulai kehilangan legitimasi ilahiah.

Orang bisa saja menganggap hal ini sebagai takhayul atau gugon tuhon. Tetapi hal itu bisa dibuktikan secara ilmiah.

Survei terbaru Median yang dirilis minggu ini menyebutkan margin keunggulan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amien dari Prabowo Subianto-Sandi Uno tinggal 9,2 persen. Terungkap pula bahwa elektabilitas Jokowi-Makruf turun atau stagnan.

Salah satu faktor menarik yang membuat pemilih enggan mencoblos Jokowi-Makruf adalah banyaknya bencana yang terjadi sekarang.

Ini menunjukkan bahwa masyarakat awam masih percaya kepada kekuatan supranatural dari langit yang mempengaruhi kepemimpan seseorang. Dalam tradisi Weberian salah sumber kepemimpinan adalah kekuasaan ilahiah yang diturunkan dari langit melalui wangsit atau wahyu.

Seseorang bisa menjadi raja atau penguasa seperti presiden karena mendapat wahyu dari langit. Demikian pula, semua tanda-tanda alam selalu dikaitkan dengan kepemipinan seseorang. Jika kondisi alam damai tentram, cuaca bagus, sehingga hasil alam dan pertanian bagus maka pemimpin negeri dianggap mendapatkan berkah dari langit. Sebaliknya, kalau kondisi alam buruk, banyak bencana, banyak pagebluk atau penyakit, maka ditafsirkan bahwa alam tengah murka dan mengirim pesan keras kepada penguasa yang sudah kehilangan legitimasi dari langit.

Matinya Kiai Joko dan rentetan bencana sekarang ini adalah kode langit bahwa kekuasaan nasional sudah memasuki sandya kala dan segera muncul ratu baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun