Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun twitter @milisinasional adalah reinkarnasi baru dari akun twitter @distriknasional yang jadi korban totalitarianisme firaun anti kritik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Hoaks Surat Suara Tercoblos, Prabowo Kembali Dirugikan

4 Januari 2019   16:11 Diperbarui: 5 Januari 2019   13:02 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini kita digegerkan dengan beredarnya rekaman bahwa ada 7 kontainer bermuatan surat suara yang telah tercoblos salah satu pihak yang ikut dalam kontestasi Pilpres 2019. Dalam rekapan tersebut seseorang melaporkan menjadi saksi terbongkarnya container berisi surat suara, layaknya seorang jurnalis publik, orang dalam rekaman tersebut menjelaskan secara detail bagaimana proses pembongkaran tersebut.

"Sekarang ini ada 7 kontainer di Tanjung Priok, sekarang lagi geger. Marinir sudah turun, sudah dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor satu. Sudah dicoblos Jokowi. Mungkin dari China itu. Total katanya, kalau 1 kontainer 10 juta, berarti kalau ada 7 kontainer, ada 70 juta suara sudah dicoblos nomor satu. Tolong disampaikan ke akses, ke Pak Dharma kek, atau Gerindra Pusat, untuk segera kesana, minta dikirimin nomor telepon orangku yang di sana. Untuk membimbing ke kontainer itu. Ya, atau syukur ekses Pak Djoko Santoso, pasti marah kalau beliau. Langsung ngecek sana ya," ucap seseorang dalam rekaman tersebut.

Banyak nama dan pihak yang disebut dalam rekaman tersebut, apakah motivasinya? Membuat heboh atau benar-benar mencoba membongkar Skandal? Berbagai instansi pun bergerak cepat memverifikasi kebenaran rekaman tersebut, Polri, KPU, Bawaslu, Bea Cukai, juga tak ketinggalan para Tim Pemenangan Capres-Cawapres. Secara investigatif berbagai pihak menelusuri kebenaran rekaman tersebut, lalu semua sepakat bahwa itu adalah Berita Bohong. Tidak ada kontainer yang sebagaimana disebutkan pada rekaman tersebut di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priuk.

Apakah gerangan yang coba dimainkan? Dalam logika kontestasi antar dua kubu yang sedang memperebutkan Pilpres 2019, wacana yang muncul selalu terpolarisasi ke masing-masing pihak. Jika ada suatu wacana yang buruk tersebar di publik selalu ada kalkulasi dampaknya pada elektabilitas mengiringi. Terduga penyebar isunya pun seolah mudah terbaca, sebab hanya ada dua kubu yang bertarung, pelakunya mestilah salah satu diantara keduanya. Tujuannya jelas menggembosi elektabilitas lawan.

 Tapi apakah cara tersebut benar menguntungkan antar satu dan lainnya? Jawabnya sama sekali tidak. Wacana berita bohong yang justru mendegradasi kepercayaan publik pada kedua calaon yang sedang berseteru. Mengapa demikian?

Mari kita ambil contoh kasus rekaman 7 kontainer surat suara ini. Kita urai kemungkinan buruk bagi keduanya. Pada pasangan Capres-Cawapres nomor urut satu Jokowi-Maruf tentu ini adalah pukulan keras karena rekaman tersebut mengupayakan penciptaan opini publik bahwa kubu tersebut dengan cara sistematis mencoba mencurangi pemilu dengan menggunakan surat suara yang direkayasa.

Sementara bagi kubu Capres nomer urut dua Prabowo Subianto- Sandiaga Uno pun mendapati kerugian dari tersebarnya rekaman tersebut bahkan dua kali lipat, sebab kubunya terseret arus berita yang belum tentu kebenarannya dan juga tertuduh merekayasa rekaman yang itu. Kubu Prabowo-Sandi pun dipaksa harus lebih berhati-hati agar tidak gegabah menyebarkan dan mewartakan rekaman tersebut, sebab boleh jadi rekaman tersebut sengaja diciptakan sebagai jebakan hoaks agar kubu Prabowo-Sandi memviralkan berita tersebut, sebab dirinya adalah pihak yang dirugikan karena kecurangan surat suara itu. 

Tapi untungnya pihak Prabowo-Sandi menanggapi itu dengan tenang, dan tidak reaksioner. Dan mengambil langkah yang diplomatis, bahwa pihaknya menjadi orang yang dirugikan dengan adanya rekaman tersebut, terlepas dari benar adanya atau tidak.

Berita 7 kontainer berisi surat suara yang telah tercoblos itu pun terus bergulir deras, muncul berbagai macam statement. Statement dari dugaan kasus tersebut pun beranak pinak menjadi perkara baru. Ustadz Tengku Zulkarnain dan Politisi Demokrat Andi Arief misalnya, banyak pihak yang berupa melaporkan kedua orang tersebut atas dugaan penyebaran berita hoaks. PSI salah satu corong yang secara keras menyuarakan penangkapan Ustadz Tengku Zulkarnain dan Andi Arief. PSI melalui Guntur Romli beralasan keduanya telah bersekongkol untuk menyebarkan isu tersebut melalui akun media sosial, Twitter.

Jika kita telisik lebih jauh baik pernyataan Ustadz Tengku Zulkarnain dan Andi Arif justru berupa meminta klarifikasi atas beredarnya rekaman tersebut apakah benar adanya.

7 kontainer surat suara Pemilu yang didatangkan dari China sudah tercoblos untuk pasangan nomor 01? (KompasTV). Nampaknya Pemilu sudah dirancang untuk curang? Kalau ngebet banget apa tidak sebaiknya buat surat suara permohonan agar capres yang lain mengundurkan diri saja? Siapa tahu mau," tulis akun @ustadtengkuzul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun