Dokumen Bank Dunia yang menyatakan pembangunan infrastruktur era Jokowi tidak berjalan baik sempat membuat netizen heboh. Bank Dunia menyebut Indonesia menjalankan pembangunan infrastruktur oleh BUMN namun tidak memiliki pola yang berkelanjutan dan justru menghambat investasi swasta.
Jika kita lihat Pemerintah sekarang  secara massif mewartakan bahwa pembangunan infrastruktur telah terjadi dimana-mana, terbukti Presiden terlihat sangat sibuk potong pita kesana-kemari, atau mevideokan kegiatannya meresmikan jalan baru. Namun pembangunan yang infrastruktur itu tidak berbanding lurus dengan laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Laju ekonomi kita stagnan pada angka 5.06% masih jauh dari proyeksi yang diharapkan pemerintah. Wajar jika pembangunan pertumbuhan ekonomi itu mendapat kritik dari Bank Dunia.
Tapi aneh bin ajaib ketika netizen ramai memperbincangkan kritikan Bank Dunia itu justru merevisi laporannya dan mengatakan bahwa telah terjadi kesalahan dan Bank Dunia mengakui ada kesalahan tersebut. Bank Dunia mengaku ada kesalahan administrasi saat diunggah di salah satu situs resmi Bank Duni pada Juni 2018. Bank Dunia menambahkan bahwa laporan tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan perencanaan dan pembiayaan infrastruktur pada saat itu dan dimaksudkan untuk pengunaan secara internal di Bank Dunia dan sudah habis masa berlakunya.
Bagaimana mungkin Bank Dunia seceroboh itu dalam mengunggah data penting, ditambah lagi data tersebut adalah rujukan dalam pengambilan kebijakan dan dialog untuk tujuan pembangunan. Ada motif Politiskah terkait klarifikasi tersebut?
Jika kita telisik sebentar ke belakang Cawapres Sandiaga Uno pernah mengutip laporan Bank Dunia terkait situasi dan kondisi Indonesia saat ini. Sandi menyatakan pembangunan infrastruktur kita itu tidak dilakukan dengan baik, sehingga akhirnya tidak tepat sasaran dan tidak memberikan dampak yang baik bagi masyarakat. Hal tersebut dia ucapkan mengacu pada data yang Bank Dunia laporkan. Tapi dikemudian hari Bank Dunia merevisi dan memberi klarifikasi datanya.
Satu hal yang jelas Presiden Bank Dunia pernah secara terbuka memuji Presiden Jokowi, dan Bank Dunia baru saja menggelontorkan utang sebesar 400 Juta US$ untuk Indonesia dalam penanganan masalah Gizi Buruk di negara yang katanya gema ripah loh jinawi ini.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H