Mohon tunggu...
Diah Setiawati
Diah Setiawati Mohon Tunggu... -

Apa ya??? saking banyaknya ditanya jadi bingung mau isi pa... So gak usah diisi ja ^_^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jika Sesuatu Didasari dengan Keikhlasan

17 April 2010   10:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:45 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menolong Orang lain merupakan hal yang sangat mulia. Terlebih lagi jika kita menolong disaat kita sedang dalam kesusahan, tentu pahalanya akan menjadi lebih banyak. Namun tidak dengan orang yang hanya memberi pertolongan dengan pamrih alias mengharapkan balasan dari orang tersebut dikemudian hari. Jika kita menolong atau pun melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan apapun, berarti kita telah belajar untuk menjadi seorang yang ikhlas. Dimana kita hanya akan mengharapkan balasan dari Yang Maha Pencipta. Dengan hanya bermodalkan keikhlasan saja, kita akan mendapatkan sesuatu yang tak akan bisa dibandingkan dengan apapun, yakni kepuasan hati dan ketenangan jiwa. Hanya dengan melihat sebuah senyuman dari orang yang kita tolong, dapat membuat kita juga menjadi senang. Lantas bagi orang-orang yang suka berfikir akan berkata " Bagaimana jika yang butuh pertolongan itu adalah diriku ? Apakah akan ada orang yang rela menolong ? ". Memang benar dunia sekarang serba memerlukan uang. Mau sekolah butuh biaya. Berobat pun juga butuh biaya. Bahkan kegiatan yang kita lakukan sehari-hari seperti makan, mandi serta jalan-jalan, semuanya membutuhkan biaya yang dalam hal ini adalah uang. Namun apakah karena uang telah menjadi faktor mendukung hidup yang utama, lantas kita akan berdiam diri saja jika melihat orang lain kesusahan ? Tak perlulah kita mengambil contoh jauh-jauh yang melibatkan uang. Misalnya saja seorang anak dipaksa oleh orang tuanya untuk melanjutkan keperguruan tinggi tertentu, namun ternyata sang anak tidak memiliki keinginan melanjutkan studinya disana, tentu saja akan terjadi ketidakikhlasan dalam hati sang anak. Bisa saja dia mengiyakan anjuran orang tuanya, namun belum tentu dia dapat melakukannya dengan sepenuh hati yang dapat berakibat lebih fatal, sang anak berhenti kuliah ditengah jalan atau hanya sekedar bermain-main dala perkuliahan tanpa memperdulikan nasib kuliahnya. Yaa memang hal itu semata-mata bukan salah si anak, namun kalau difikirkan lebih dalam kasian juga sang orang tua karena harus bekerja keras untuk membayar biaya kuliah sang anak, padahal uang tersebut dapat digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Begitulah hidup, penuh dengan ketidakikhlasan. Mau menolak salah, diam pun salah. Ada pepatah yang mengatakan bahwa "Diam Itu Emas". Namun jika dalam contoh di atas sang anak hanya diam saja mengikuti kehendak orang tuanya, mungkin akibatnya bukan akan menjadi emas tentunya. Setidaknya dapat dilakukan pembicaraan dari hati ke hati antara sang anak dan orang tuanya. Mungkin saja jika orang tuanya tahu bahwa anak itu tidak menyukai apa yang menjadi pilihan anaknya, mereka akan memberika kelonggaran kepada sang anak untuk memilih masa depannya sendiri. Hidup dengan keikhlasan tidaklah mudah karena terlalu banyak tikungan dalam kehidupan ini yang akan menuntun kita ke dalam hal-hal yang sulit untuk diikhlaskan. Namun semua itu tergantung pada pribadi kita sendiri. Jika kita punya fikiran yang kuat bahwa semua yang kita miliki di dunia ini adalah suatu titipan, dan apa yang terjadi adalah ketetapan Sang Pencipta, maka dengan sendirinya sifat ikhlas ini akan senantiasa menyelimuti kehidupan kita. Marilah kita bersama-sama untuk mencoba hidup dengan keikhlasan, karena dengan ikhlas dalam melakukan sesuatu akan menghasilkan hal yang lebih baik pula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun