Akhir-akhir ini perusahaan BUMN yang bergerak di sektor gas yaitu Pertamina mengeluarkan sebuah aplikasi yang bernama MyPertamina, aplikasi tersebut sedang dirancang oleh PT Pertamina untuk keperluan masyarakat yaitu sebagai alat transaksi pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama untuk yang subsidi. BBM yang termasuk ke dalam subsidi adalah Pertalite dan Solar.Â
Pada saat ini banyak sekali berita-berita di mana masyarakat banyak yang menimbun BBM sehingga pemerintah sendiri ingin melakukan sebuah cara yaitu pemerataan dan tepat sasaran dari BBM subsidi tersebut, naiknya harga Pertamax menyebabkan masyarakat berpindah ke Pertalite sehingga terjadi peningkatan permintaan BBM Pertalite.
BBM bersubsidi merupakan BBM yang diberikan oleh pemerintah dengan menggunakan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Jumlah terbatas dan sesuai kuota, harga ditetapkan Pemerintah, serta diperuntukan untuk konsumen tertentu, sehingga masyarakat mampu membeli BBM dengan harga yang cukup terjangkau tujuan BBM subsidi berguna memenuhi kebutuhan BBM yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.Â
Sebagai BBM bersubsidi, penyaluran Solar dan Pertalite telah diatur dalam Peraturan Presiden (PP) No. 191/2014 dan Surat Keputusan (SK) BPH Migas No. 4/2020.Â
Terkait pemberlakuan aplikasi MyPertamina yang diberlakukan pada awal bulan lalu, sejak 1 Juli 2022 di beberapa kota, masyarakat jika ingin membeli BBM terutama bersubsidi maka harus menggunakan aplikasi MyPertamina, dan pihak Pertamina juga berinisiatif menerapkan aturan di mana yang bisa beli BBM-nya hanya yang sudah terdaftar dalam sistem MyPertamina.Â
Pembelian BBM solar dan Pertalite subsidi di aplikasi ini pun akan diterapkan di 11 daerah di lima provinsi di Indonesia per 1 Juli 2022.Â
Adapun 11 daerahnya mulai dari Kota Bukit Tinggi, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kota Banjarmasin, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Manado, Kota Yogyakarta, serta Kota Sukabumi.
Penggunaan MyPertamina jika dimaksimalkan mungkin maka sangat efektif, adapun hal positif dan efektif dari aplikasi MyPertamina sebagai berikut pertama, pendistribusian BBM bersubsidi lebih tepat sasaran dan merata.Â
Kedua, penggunaan MyPertamina ini sendiri dimaksudkan agar pembelian dapat dibatasi sehingga tidak terjadi penimbunan BBM bersubsidi oleh beberapa oknum saja.Â
Ketiga, dalam pendaftaran awal untuk menggunakan MyPertamina ini, pengguna akan diminta untuk mengisi data diri di dalam aplikasi, lalu data tersebut akan diverifikasi oleh pihak BPH Migas untuk memastikan bahwa pengguna merupakan pelanggan yang berhak untuk melakukan pembelian BBM bersubsidi, Sehingga distribusi BBM ini merata.Â
Keempat, dengan aplikasi MyPertamina, pengguna dapat memesan BBM Pertamina untuk diantar ke alamat rumah.Â
Kelima, MyPertamina juga mempunyai fitur lain di mana fungsinya untuk menunjukkan peta yang ditandai dengan lokasi SPBU Pertamina terdekat dari lokasi pengguna dan keenam pembayaran MyPertamina adalah cashless. Ini menguntungkan bagi orang-orang zaman sekarang di mana kebanyakan sudah tidak menggunakan uang cash untuk melakukan transaksi pembelian apapun.
Tetapi dalam hal ini masih banyak kejanggalan atau yang masih kurang sehingga penggunaan MyPertamina masih belum maksimal keefektifan nya, adapun hal-hal yang masih kurang dalam aplikasi ini adalah pertama, pembeli harus mengunduh aplikasi tersebut dalam smartphone yang mudah dibawa kemana-mana, termasuk ke SPBU.Â
Padahal, tidak semua orang yang menggunakan BBM bersubsidi tersebut memiliki smartphone, apalagi mengoperasikan nya. Jika SPBU tersebut kurang dalam hal signal maka proses transaksi akan terhambat.Â
Kedua mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia terkhusus golongan menengah kebawah dimana menjadi sasaran utama dari subsidi BBM ini, banyak yang masih tergolong buta akan teknologi informasi, seperti belum menggunakan Smartphone, tidak memahami cara penggunaan aplikasi dan pembayaran dengan sistem cashless.Â
Ketiga, BBM bersubsidi seperti solar atau Pertalite ditujukan untuk kelompok masyarakat yang kurang mampu secara finansial seperti angkutan umum, buruh dan mahasiswa bersepeda motor. Ada petani dan pedagang kecil yang sering kali membeli BBM seadanya. Tergantung pada uang yang dimiliki saat itu.
Memahami bahwa pemerintah ingin sebuah kebijakan baik bagi masyarakat dan yang namanya kebijakan baru, selalu ada pro dan kontra. Sebaiknya Pemerintah tidak terburu-buru mengaplikasikannya.Â
Paling tidak, menjadikan beberapa SPBU sebagai model terlebih dahulu dengan aplikasi MyPertamina. Lalu perlahan-lahan, semua SPBU dapat menggunakan aplikasi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H