Kelima, MyPertamina juga mempunyai fitur lain di mana fungsinya untuk menunjukkan peta yang ditandai dengan lokasi SPBU Pertamina terdekat dari lokasi pengguna dan keenam pembayaran MyPertamina adalah cashless. Ini menguntungkan bagi orang-orang zaman sekarang di mana kebanyakan sudah tidak menggunakan uang cash untuk melakukan transaksi pembelian apapun.
Tetapi dalam hal ini masih banyak kejanggalan atau yang masih kurang sehingga penggunaan MyPertamina masih belum maksimal keefektifan nya, adapun hal-hal yang masih kurang dalam aplikasi ini adalah pertama, pembeli harus mengunduh aplikasi tersebut dalam smartphone yang mudah dibawa kemana-mana, termasuk ke SPBU.Â
Padahal, tidak semua orang yang menggunakan BBM bersubsidi tersebut memiliki smartphone, apalagi mengoperasikan nya. Jika SPBU tersebut kurang dalam hal signal maka proses transaksi akan terhambat.Â
Kedua mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia terkhusus golongan menengah kebawah dimana menjadi sasaran utama dari subsidi BBM ini, banyak yang masih tergolong buta akan teknologi informasi, seperti belum menggunakan Smartphone, tidak memahami cara penggunaan aplikasi dan pembayaran dengan sistem cashless.Â
Ketiga, BBM bersubsidi seperti solar atau Pertalite ditujukan untuk kelompok masyarakat yang kurang mampu secara finansial seperti angkutan umum, buruh dan mahasiswa bersepeda motor. Ada petani dan pedagang kecil yang sering kali membeli BBM seadanya. Tergantung pada uang yang dimiliki saat itu.
Memahami bahwa pemerintah ingin sebuah kebijakan baik bagi masyarakat dan yang namanya kebijakan baru, selalu ada pro dan kontra. Sebaiknya Pemerintah tidak terburu-buru mengaplikasikannya.Â
Paling tidak, menjadikan beberapa SPBU sebagai model terlebih dahulu dengan aplikasi MyPertamina. Lalu perlahan-lahan, semua SPBU dapat menggunakan aplikasi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H