0 Advanced issue found▲
Puisi merupakan salah media yang bagi sebagian orang cocok untuk melampiaskan emosi-emosinya. Puisi-puisi tersebut dapat disampikan melalui tulisan, lisan bahkan media-media broadcasting seperti radio, acara tv dan sebagainya. ToNightShow sebagai salah satu show tv yang sukses memberikan hiburan kepada masyarakat Indonesia, kerap sekali dibeberapa episode menampilkan game show berupa penciptaan puisi dengan tema tertentu (Gelas bekas, matahari, dan sebagainya) yang diberikan oleh pemimpin game show yang kerap diperankan oleh Hesty. Puisi yang ditampilkan merupakan puisi yang diciptakan oleh guest star yang diundang maupun host ToNightShow itu sendiri (Vincent, Desta, Hesty, maupun Enzy). Episode-episode yang menampikan puisi-puisi spontan tersebut, tidak sedikit menimbulkan efek-efek memukai baik dari pendengar yang berada distudio saat itu maupun para pendengar dan penenton yang ada ditelevisi maupun youtube atau media sosial lainnya. Berikut ini merupakan beberapa cuplikan puisi yang menurut saya sangat cocok untuk didengarkan dan dimaknai secara pribadi.
- Puisi ini bertemakan "Senja" dengan Guest Star adalah Abimana pemeran Film Gundala
Dipinggir pantai itu
Dipantai yang sama,
Disenja yang sama
Yang berbeda adalah ga ada angin dan ga ada kamu
Semua terasa kosongIngin ku bawa ini selamanya Kekosongan, kesedihan, kehilanganmu
Sepotong senja untuk pacarkuSumber :
- Puisi bertemakan "Gelas Bekas" dengan Guest Star adalah Rachel Amanda.
Semalam Kau mampir ke rumahku
Kau duduk lalu kemudian memintaku segelas air
Kita bercerita sampai malam lupa akan dirinya
Kau bercerita tentang cintamu, karirmu, hidupmu dan juga tentang dia.Aku disini hanya bisa terdiam, memandangi wajahmu yang sesekali tertawa lepas
Sampai akhirnya tibalah waktumu untuk pulang
Dari balik rumahku, aku mengintipmu
Pergi, entah kapan kembali lagi Tidak ada bisa kusimpan lagi Bayangmu sudah pergi
Selain kenangan dari sebuah "Gelas Bekas-Mu"Sumber :
- Puisi bertemakan "Matahari" dengan Guest Star Prilly Latuconsina
Kehadiranmu bagaikam matahari dipagi hari
Selalu kutunggu untuk menyudahi malamku yang sendiri
Tapi Pertemuan kita di kala itu
Hanya bagaikan matahari dikala senja
Siap hilang di telan malam
Kalau kamu merasa ada sesuatu mengetuk pintu hatimu
Jangan bingung Itu aku yang sedang merinduSumber :
- Puisi bertemakan "hair dryer" dengan Guest Star Dian Sastro
Tanggal 7 Mei 1995,
Saya baru saja menguburkan seorang bapak
Sekarang kita masuk ke tanggal 9 Mei 1995
Saya kembali ke sekolah, sebagai murid SMP kelas 2 di VincensiusRasanya berangkat kesekolah hari itu ada yang berbeda yahh..
Kalau dulu saya berangkat, ngga ga ngga, bukan dulu beberapa hari yang lalu..
Saya berangkat kesekolah sebagai anak yang mempunyai orang tua yang lengkap,
Tapi itu kayanya berbeda yahh hari ini, saya udah ga bisa bilang hal yang sama lagi tentang hal itu, bukan! Saya bukan seorang anak yang mempunyai orang tua yang lengkap, saya punya ibu!
Tapi apa saya punya bapak? Mungkin udah ngga lagi ya hari ini.Sekolah tetep sama, temen-temen tetep sama, mereka namanya sama, perannya sama, masuk kekelas yang sama, tempat duduk saya tetap sama, guru tetap sama, pelajaran tetep sama
tapi berbeda banget yahh hari ini!
Apa terus semuanya harus terasa beda?
Mungkin ngga juga.Saya pulang hari itu, pulang sekolah
Saya mandi, saya basahin seluruh rambut saya, sampai pada akhirnya, saya harus keringin, mau sampai kapan rambut ini basah?
Saya ambil hairdryer,
Keluar anginnya "zzzzzz" keluar anginnya,
Bising sekali!
Bising sekali!
"zzzzzzz", ilang ga yah rasa bedanya?
Ngga sih!
"zzzzzzzz",
ilang ga yah?
Masih ga enak rasanya,
gapapa deh, yang penting rambut saya kering dan saya gabisa mendengar kepala saya sendiri.Sumber :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H