Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyimak Upacara Adat Tiwah: Upacara Kematian pada Suku Dayak Ngaju (Bagian II)

30 Januari 2021   07:46 Diperbarui: 30 Januari 2021   07:47 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan Foto: Sandong adalah tempat untuk memakamkan tulang-tulang mediang dalam upacara adat Tiwah. (sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id).

Liau-liau yang dibiarkan biasanya akan menegur atau memperingatkan kerabatnya yang masih hidup dalam bentuk datangnya kecelakaan, penyakit dan semacamnya. Suatu peringatan bagi kerabatnya supaya mempersembahkan makanan atau segera melaksanakan upacara kematian lengkap baginya.

Dengan demikian ritus kematian yang lengkap selain berfungsi untuk mengantar liau, secara tidak langsung juga berfungsi untuk melindungi mereka yang masih hidup. Karena dengan melaksanakan ritual itu, mereka dibebaskan dari ganguan atau teguran liau-liau yang masih gentayangan.

Hanya dengan melakukan ritus-ritus inilah para liau dengan diantarkan oleh Tempon Telon dapat sampai ke Lewu Liau yang dirindukan. Maka semakin lengkap dan sempurna suatu ritus dilaksanakan, semakin sempurna pulalah kehidupan para liau itu. Lengkap tidaknya, besar kecilnya pelaksanaan ritus ikut menentukan kedudukan para liau di Lewu liau. Karena dalam ritus inilah mereka dibekali secukupnya oleh para kerabatnya yang masih hidup. Pandangan ini juga mendornong orang Dayak mengadakan upacara kematian secara besar-besaran.

Baca juga: Menyimak Upacara Adat Tiwah: Upacara Kematian Pada Suku Dayak Ngaju (Bagian I)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun