Pohon itu merupakan lambang kehidupan, tempayan melambangkan si sakit. Dalam 'doanya' belian memohon agar roh yang menguasai semengat/semangat si sakit memindahkan penyakit itu ke dalam patung-patung. Dalam usahanya untuk merebut kembali semangat si sakit dari roh yang menguasainya itu sering nampak dalam diri belian unsur-unsur dari roh leluhur.
Baca juga: Menyibak Makna Tolak Bala dan Pali (Pantang)
Selama masa pantang atau pali itu kampung yang mengadakan upacara ditutup. Orang dari luar tidak boleh masuk dan orang dari dalam tidak boleh keluar. Siapa pun yang melanggar ketentuan itu akan dikenakan hukum adat.
Dalam upacara penyembuhan orang sakit, hukum adat yang dikenakan kepada si pelanggar cukup berat. Apalagi kalau si sakit itu sampai kambuh lagi atau bahkan sampai meninggal dunia, maka para pelanggar akan dikenai hukum yang lebih berat.
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H