Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Upacara Penyembuhan Orang Sakit, Cara Orang Dayak Menghargai Kehidupan

20 Januari 2021   08:03 Diperbarui: 21 Januari 2021   11:29 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: Bahan-bahan yang digunakan dalam upacara belian. (Sumber: kaltim.tribunnews.com).
Foto: Bahan-bahan yang digunakan dalam upacara belian. (Sumber: kaltim.tribunnews.com).
Upacara belian memerlukan sajian dan peralatan berupa: daging ayam, nasi ketan, buah kelapa, beberapa macam kue, sebatang rokok, sebuah mangkok berisi beras, sebatang lilin menyala, beberapa patung dari kayu, sebilah parang dan sebuah tempayan. Semua itu ditaruh disekeliling batang pohon yang ditanam di tengah-tengah ruangan tempat belian mengadakan upacara.

Pohon itu merupakan lambang kehidupan, tempayan melambangkan si sakit. Dalam 'doanya' belian memohon agar roh yang menguasai semengat/semangat si sakit memindahkan penyakit itu ke dalam patung-patung. Dalam usahanya untuk merebut kembali semangat si sakit dari roh yang menguasainya itu sering nampak dalam diri belian unsur-unsur dari roh leluhur.

Foto: Daun sabang merah yang biasanya digunakan untuk upacara belian. (Sumber: kebunraya.balikpapan.go.id).
Foto: Daun sabang merah yang biasanya digunakan untuk upacara belian. (Sumber: kebunraya.balikpapan.go.id).
Hampir setiap upacara baik itu upacara yang menyangkut peristiwa pertanian, tutup tahun, pesta gawai maupun upacara penyembuhan orang sakit, selalu disertai dengan masa pantang beberapa hari.

Baca juga: Menyibak Makna Tolak Bala dan Pali (Pantang)

Selama masa pantang atau pali itu kampung yang mengadakan upacara ditutup. Orang dari luar tidak boleh masuk dan orang dari dalam tidak boleh keluar. Siapa pun yang melanggar ketentuan itu akan dikenakan hukum adat.

Dalam upacara penyembuhan orang sakit, hukum adat yang dikenakan kepada si pelanggar cukup berat. Apalagi kalau si sakit itu sampai kambuh lagi atau bahkan sampai meninggal dunia, maka para pelanggar akan dikenai hukum yang lebih berat.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun