Terkadang alasan berlogika menjadi begitu kuat hingga segalanya bisa menjadi benar. Laudes pagi ini salah seorang sahabat terlambat masuk ke tempat ibadah. Kebetulan sekali Nada yang mengiringi musik untuk ofisi, ia menegur sahabat yang terlambat itu.
"Kau terlambat."
"Bukan aku yang salah, tapi alarmku. Benda itu kehabisan daya."
"Ohh, begitu."
Ibadat berlangsung. Lagu puji-pujian dinyanyikan dengan hikmat sehingga suasana khidmat akan doa sungguh sangat menenangkan jiwa. Hingga Nada, yang sedang mengiring salah menekan tuts organ sehingga suasana sejenak terasa ricuh. Sahabat yang terlambat tadi menegur Nada ketika selesai.
"Kenapa kamu bisa salah tadi?"
"Bukan aku yang salah,"
"Lalu?"
"Tutsnya yang salah. Tugasku hanya menekan, tapi mereka memberikan suara yang tidak sesuai."
"Kau yang memainkannya, berarti kamu yang salah."
"Benar juga, begitu mudahnya menyelesaikan perkara bila tanpa harus menyalahkan sarana. Kerendahan hati memerlukan pengakuan bukan alasan."