Bukit Kujau terampar di tanah datar
Ruai bekicau kedinga lapar
Pedeh serasa upa dibakar
Kerena kekaseh hati adai urang yang melamar
Artinya:
Sebuah bukit yang berdiri kokoh disebuah dataran, merupakan tempat burung-burung (ruai khas Kalimantan, sejenis burung yang indah) yang selalu berbunyi tanda mau makan, kemudian seorang pemuda yang punya kekasih tetapi kekasihnya itu sudah dipinangkan orang tuanya kepada orang lain.
Pantun asli dalam bahasa daerah ini bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, akan tetapi baris perbaris tidak akan dapat bersajak seperti aslinya. Pantun yang dimengerti dalam tradisi lisan ini adalah yang memuat nasehat, petuah, ungkapan hati atau selipan ungkapan kasih sayang dan peringatan. Pantun biasanya berisi nasehat, pujian kepada Petara, ungkapan kasih sayang dan nasehat-nasehat yang perlu dipatuhi.
Dengan kata lain bahwa pantun merupakan persentasi tentang sesuatu yang absen tetapi dihadirkan dalam bentuk simbolik. Dengan demikian tidaklah salah kalau pantun dikatakan sebagai virtual space (ruang yang sungguh) dari daya energi yang metafisk. Virtual space merupakan jembatan simbol yang tak terpahami menjadi terpahami, yang tak terjangkau menjadi terjangkau dan yang tak terdengan menjadi terdengar. Hal ini nyata dalam kehadiran orang yang membawa pantun, baik pantun yang diungkapkan secara lisan maupun pantun dalam bentuk lagu atau nyanyian yang memberi efek-efek tertentu bagi penikmat pantun.
Bahasa simbolik yang terdapat pada pantun sesungguhnya mejelaskan adanya suatu realitas dan tuntutan kepada setiap orang untuk menafsirkan dan merefleksikan sekaligus apa yang dihadirkan oleh pantun secara simbolik. Dengan demikian orang dapat menikmati aspek-aspek seni yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks ini pantun sebagai virtual space memiliki nilai intrinsik dan ekstrinsik.
Nilai intrinsik adalah bahwa di dalam pantun terdapat simbol-simbol estetis yang memiliki nilai bermutu tinggi untuk disingkapkan. Kandungan makna yang terdapat di dalam bahasa simbolik pantun memiliki nilai di dalam dirinya sendiri, yang tidak ditentukan dari luar. Oleh karena itu pantun memiliki di dalam dirinya in se per se. Pantun menyampaikan pesan berupa nasehat, petuah, ungkapan hati atau selipan ungkapan kasih sayang dan peringatan.