Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dilema Menjadi Buruh di Perusahaan

12 Oktober 2020   08:59 Diperbarui: 12 Oktober 2020   09:06 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya mereka yang tergolong pada lapisan ekonomi berkembang, sudah bisa menabung. Mereka sudah bisa memilih dan memikirkan masa depan, sehingga dapat mengatur dan mengembangkan perekonomiaannya dengan lebih baik. 

Cepat atau lambat masyarakat yang demikian akan mengalami perubahan. Pengaruh dari luar pun sudah mulai masuk dan mereka mulai membuka diri. Pengaruh ini bisa masuk baik melalui agama maupun pendidikan. Pada lapisan ini mereka sudah mulai sadar akan hak dan kewajibannya.

Ketiga, perekonomian yang stabil. Keadaan ekonomi masyarakat yang berada pada tingkat ini sudah mulai mapan. Ekonomi mereka sudah mulai membaik. Umumnya, orang-orangnya mempunyai pangkat atau jabatan tertentu di perusahaan atau di pemerintahan. 

Tempat tinggal mereka pun di perkotaan. Pola hidupnya mirip dengan pola hidup manusia modern berkat pendidikan yang mereka peroleh. Terkadang mereka menjadi eksklusif dan memasukan diri pada kelompok elit. 

Terkesan mereka berada di kelas masyarakat tertentu. Tingkah-laku dan pergaulan hidupnya juga berubah, kepedulian sosialnya pun mulai berkurang. Ada banyak yang sudah lupa tempat asal atau kampung halamnnya.

 Gaya hidup demikian mulai "menggejala" pada generasi berikutnya, yang karena tidak pernah dibawa ke kampung orang tuanya, lama-kelamaan lupa "asal-usulnya" bahkan lupa adat istiadatnya. 

Dalam kenyataan ini keberhasilan atau kesuksesan dapat dilihat dari banyaknya uang dan harta. Materi dan uang menjadi ukuran nilai. Karena itu uang kerapkali menjadi dewa sehingga setiap orang berjuang dengan segala cara untuk memperolehnya. 

Saat ini rakyat dihadapkan pada kenyataan covid 19 yang belum berakhir ditambah dengan dikeluarkannya UU cipta kerja yang dalam tanda kutip merugikan buruh atau pekerja baik mereka yang berada di kota-kota besar atau pun di pedesaan. 

Para pekerja atau buruh tidak dapat hanya diam atau berpangku tangan. Mereka juga tidak dapat berharap banyak dari pemerintah yang perlu mereka usahakan saat ini ialah memikirkan bagaimana mereka dapat sekreatif mungkin untuk mendapatkan uang agar tetap dapat bertahan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun