Pengalaman-pengalaman yang dibangun sebagai dasar kebenaran juga harus didukung dengan teori-teori yang relevan. Bergantung pada pengalaman pribadi saja bisa menimbulkan subjektivitas yang tinggi. Oleh sebab itu kajian terhadap pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada sebelumnya harus dilakukan sehingga kebenaran yang ingin didapatkan memiliki sifat objektivitas yang tinggi.Â
Pengetahuan tidak semata-mata mulai dari pengalaman saja, tetapi ia harus menjelaskan dirinya dengan pengalaman-pengalaman itu dan didukung dengan penalaran.
Rasionalisme kritis adalah suatu sikap terbuka terhadap penalaran kritis; sikap sedia untuk belajar dari kesalahan agar dapat mencapai pengetahuan yang benar. Rasionalisme kritis yang diperkenalkan Popper itu bersifat sederhana (modest), kritis terhadap diri sendiri dan mengenal batas-batas tertentu.Â
Rasionalisme kritis merupakan sikap kepercayaan pada akal yang menjadi dasar kesatuan manusia. Penalaran bukan menjadi dasar pengetahuan tetapi sebagai usaha untuk mengritisi pengetahuan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H