Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Konsep tentang Hakekat Hidup Manusia Menurut Kepercayaan Suku Dayak

2 Oktober 2020   14:22 Diperbarui: 4 November 2020   08:34 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebudayaan Suku Dayak juga mempunyai konsep tersendiri tentang hakekat hidup manusia. Konsep tentang hakekat hidup manusia menurut kepercayaan Suku Dayak terdapat dalam struktur religius dan dalam masyarakat Suku Dayak sendiri. 

Menurut konsep mereka, hidup adalah hidup dalam tugas dan tanggung jawab untuk melanjutkan kehidupan suci yang dianugerahi oleh Yang Tertinggi kepada mereka. Hidup suci itu tidak lain ialah mentaati tata aturan alam semesta ini. 

Jadi menurut pandangan mereka hidup itu adalah anugerah suci, sesuatu yang bernilai, karena itu harus dijaga dan dipelihara kelangsungannya dengan penuh tanggung jawab. 

Menerima anugerah kehidupan suci berarti menerima tugas untuk melanjutkan, menjaga dan memelihara kehidupan suci itu dengan tanggung jawab. Memelihara kehidupan yang suci itu bagi mereka sama halnya dengan memelihara tata-tertib alam semesta, supaya berjalan secara serasi dan seimbang.

Dalam kelangsungan hidup suci itu, Yang Tertinggi telah menetapkan tata aturan keilahiannya di dunia, yaitu: tata aturan kosmos yang dinyatakan dalam tradisi. Tradisi yang ada dalam masyarakat Dayak adalah "tradisi lisan". 

Tradisi lisan ini meliputi seluruh aspek yang ada dalam masyarakat Dayak berupa hukum dan peraturan, seperti: hukum adat, nilai-nilai atau norma-norma dalam masyarakat. 

Tradisi ini diturunkan secara turun temurun kepada generasi muda selanjutnya sebagai pegangan hidup. Oleh karena itu, menjalani hidup bagi mereka sama halnya dengan memelihara tata tertib alam dan mentaati aturan tradisi. Menyimpang dari tata aturan kosmos dan tradisi berarti menyimpang pula dari hidup yang suci itu. Pandangan tersebut berusaha mendorong mereka agar berbuat baik.

Konsep selanjutnya adalah mengenai hidup setelah kematian di dunia ini, atau yang mereka sebut sebagai hidup baru, yaitu hidup di alam baka. Masyarakat Dayak percaya akan adanya kehidupan di alam baka. Kehidupan ini dilukiskan sebagai hidup yang serba nikmat, tidak pernah berkekurangan dan tidak berakhir. Tetapi tidak mudah mencapai kehidupan tersebut karena jiwa manusia harus bebas dari segala ikatan kejahatan. Manusia hidup menjalani suatu ujian yang sangat berat. Dan ternyata pandangan ini mendorong mereka agar hidup lebih baik di dunia.

Dari konsep mereka tentang hidup, baik hidup di dunia maupun hidup di alam baka, dapat dikatakan bahwa hidup itu pada hakekatnya adalah baik. Bahkan mereka memandang hidup sebagai hal yang positif, karena hidup yang mereka jalani adalah anugerah suci yang diberikan kepada manusia oleh Yang Tertinggi. Hidup manusia rusak karena perbuatannya yang buruk. Karena itu, manusia berkewajiban untuk memelihara hidupnya karena hidup di dunia ini adalah tahap awal yang mengarah kepada kehidupan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun