Mengapa daya-daya (jiwa-jiwa) itu tidak mengalami pembusukan atau kehancuran saat manusia sampai pada kematian? Karena daya-daya (jiwa-jiwa) itu bersifat transendental-spiritual yang bersentuhan dengan yang ilahi. Daya-daya itu berada dalam tingkat yang lebih tinggi dari badan.Â
Ia kekal adanya, karena bersentuhan dengan yang ilahi. Jadi, daya-daya itu tidak semata-mata jasmani. Dalam manusia konkrit tidak semata-mata hanya rohani atau jasmani saja, melainkan memiliki sifat kedua-duanya, jasmani dan rohani. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam realitas hidup manusia. Manusia dapat mengadakan korelasi dengan yang ilahi justru dalam jiwanya itu.