Mohon tunggu...
disma dwiia
disma dwiia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Nama saya disma dwi anjani, kerap dipanggil disma atau mima. Perempuan yang lahir di kota wonogiri tepatnya pada tanggal 08 desember 2003 dan anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini saya tinggal di Jl, Hj, Jukih Nomor 107 Paninggilan Utara, Ciledug. Kota Tangerang. Hobi saya bernyanyi dan bermain bulutangkis, saya menyukai beberapa warna yaitu warna merah muda, biru muda, coklat muda, dan beberapa warna lainnya. Beberapa pengalaman seru yang pernah saya ikuti yaitu pernah menjadi pengibar bendera di masa SD, menjadi dirigen yang memimpin paduan suara, pernah menjabat sebagai wakil ketua rohis di masa SMP, pernah mengikuti acara kegiatan bakti sosial (baksos) di masa perkuliahan saat ini. Saat ini profesi saya sebagai mahasiswi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi Pengembangan Masyarakat Islam biasa dikenal dengan sebutan PMI dan berada di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi atau biasa disebut juga FDIKOM. Jurusan ini bertujuan untuk membuat sarjana mampu berkiprah dalam pengembangan masyarakat islam, yang dimana jurusan ini membekali mahasiswa/i dalam ilmu-ilmu masyarakat islam dan pengembangannya juga mengaplikasikan Tridharma perguruan tinggi. Contohnya pada acara kegiatan bakti sosial yang diadakan setiap tahunnya oleh semua jurusan di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang tujuannya untuk mewujudkan rasa cinta kasih terhadap sesama, rasa saling tolong menolong, rasa peduli mahasiswa/i kepada masyarakat luas yang sedang membutuhkan uluran tangan kami. Bakti sosial sendiri juga mengandung 3 poin Tridharma perguruan tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Tetapi pengaplikasian tridharma tidak hanya di satu acara saja, tapi di aplikasikan di acara-acara lainnya. Dari sini saya belajar untuk lebih simpati atau peduli terhadap orang lain, bagaimana caranya bisa mudah bersosialisasi maupun akrab dengan orang lain, dan masih banyak lagi. Selain kuliah, saya juga mengikuti kegiatan lain seperti mengaji alquran dan kitab, juga sering mengikuti beberapa acara-acara majelis didaerah rumah saya maupun di pondok pesantrennya guru saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Makna Hijrah di Kalangan Anak Muda

10 Juli 2023   06:15 Diperbarui: 10 Juli 2023   06:46 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata Hijrah merupakan kata yang cukup dikenal, karena Hijrah memiliki tiga arti menurut kamus Besar Bahasa Indonesia. Yang pertama adalah perpindahan Nabi Muhammad SAW. bersama beberapa pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum mukmin Quraisy, kedua adalah berpindah atau berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain untuk sementara waktu, yang lebih baik untuk alasan tertentu (keselamatan, keramahan, dan lain-lain). Dan ketiga perubahan (sikap, perilaku, dan lain-lain) menjadi lebih baik. Menurut bahasa Hijrah memiliki dua arti, arti pertama adalah secara zahir, yaitu peralihan dari satu tempat ke tempat yang lebih baik. Dan yang kedua secara maknawi yaitu peralihan dari satu keadaan ke keadaan yang lebih baik. Hijrah, yang berakar dari kata hajara, juga berarti meninggalkan atau menjauhkan diri. 

Masa muda adalah masa emas yang harus dimanfaatkan untuk berbuat baik. Masa dimana energi masih kuat, masa dimana kita memiliki lebih banyak waktu luang, masa dimana kita tidak memiliki banyak komitmen dalam hidup, dan juga masa dimana daya baca dan daya juang kita masih kuat.

pikiran-rakyat.com
pikiran-rakyat.com

Saat ini, fenomena gerakan “Hijrah” banyak diminati kalangan anak muda. Terutama generasi Muslim milenial kelas menengah ke bawah di perkotaan. Tingginya gerakan hijrah di kalangan pemuda disebabkan oleh kondisi spiritualitas masyarakat. Nilai-nilai agama mulai menurun seiring kecepatan yang meningkat, perubahan yang cepat dan masalah sosial yang meningkat. Maka dari itu, kaum muda sangat dianjurkan untuk melakukan kegiatan yang mengarah pada kebajikan, yaitu hijrah. Tentunya, karena belajar di usia dini ini dapat meningkatkan pemahaman tentang agama Islam, juga akan mendapatkan pahala sebagai orang yang berjihad di jalan Allah SWT. 

Kita sebagai umat Islam harus berjuang menuntut ilmu. Namun, mempelajari ilmu agama dapat menambah pengetahuan kita dan meningkatkan keterampilan kita. Selain itu, menuntut ilmu juga merupakan salah satu bentuk ibadah wajib dalam Islam. kata Rosululloh SAW. Itu berarti: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah. 224). Mengingat bahwa menuntut ilmu adalah suatu kewajiban khususnya bagi umat Islam (Suriadi & Mursidin, 2020).

Rajinlah mencari ilmu. Masa remaja adalah masa-masa menuntut ilmu agama untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas. Ketika kita membaca kisah-kisah panutan kita seperti KH Ahmad Dahlan, KH Mas Mansur, KH Buya AR Sutan Mansur, KH Abdul Kahar Muzakir dan lainnya, semoga Allah merahmati mereka, karena beliau-beliau menggunakan masa mudanya untuk menuntut ilmu. Karena ilmu ini merupakan modal dasar sebagai bekal. Oleh karena itu, generasi muda kita harus mencontoh para pendahulu kita dalam semangat menuntut ilmu, sekalipun harus meninggalkan keluarga untuk sementara waktu dan meninggalkan daerah bahkan negara.  

Itulah mengapa belajar di usia muda adalah usia emas. Menuntut ilmu memiliki beberapa keuntungan yaitu dapat menambah ilmu agama, lebih memahami ajaran Islam dan lebih mudah mengamalkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, juga dapat meningkatkan kualitas dan potensi seseorang. Menuntut ilmu memungkinkan seseorang mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang berguna di berbagai lingkungan, baik di dunia ini maupun di akhirat. Pengetahuan yang didapat juga dapat membantu orang lain menjadi orang yang lebih baik, mendapatkan pemahaman yang lebih utuh dan juga berkontribusi bagi masyarakat. 

Dengan mencari ilmu dan mengamalkannya, seseorang dapat terus memperoleh pahala bahkan setelah meningal dunia. Ilmu bermanfaat yang dibagikan dan diwariskan kepada diri sendiri, keluarga dan orang lain merupakan pahala yang terus bermanfaat bagi orang lain itu yang disebut pahala jariyah. Mampu memberi petunjuk dan membantu orang lain, terutama keluarganya sendiri, untuk memahami ajaran Islam dengan baik. Menyebarkan ilmu dan mengamalkan amalan yang dianjurkan dianjurkan dalam Islam, khususnya kepada remaja masa kini yang sangat mudah mengakses media sosial, sehingga mudah digunakan dalam berdakwah. Kemudian, berbagi pengetahuan dengan orang lain dapat melestarikan ilmu, memastikan bahwa ilmu yang diperoleh tidak terputus dan dapat bermanfaat bagi generasi mendatang. 

Bagi seorang anak muda, hijrah menunjukkan tingkat ketaatan dan pengorbanan yang tinggi kepada Allah. Meninggalkan apa yang mungkin menjadi tempat kelahiran mereka, di mana mereka memiliki ikatan sosial yang kuat, teman dan kenyamanan, menunjukkan keberanian dan keinginan yang besar untuk menempuh jalan yang benar. Ini menunjukkan kepada Allah bahwa mereka rela mengorbankan kenyamanan duniawi demi meraih ridha-Nya. 

Hijrah dapat memberikan kesempatan kepada kaum muda untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dalam hal agama, pendidikan dan pekerjaan. Dengan pindah ke lingkungan yang mendukung praktik keagamaan Islam, mereka dapat mengembangkan ilmu agamanya, bersekolah di lembaga pendidikan Islam yang berkualitas, dan bekerja di lingkungan yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama. Maka dari itu, penting sekali membentuk nilai-nilai karakter melalui metode pembiasaan di lingkungan keluarga, sekolah dan tempat tinggal dengan nilai-nilai kebaikan, maka nilai-nilai karakter anak akan tumbuh dan berkembang secara positif sesuai ajaran pendidikan agama Islam (Dewi, 2020). Ini memberi mereka dasar yang kuat untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan sejati dalam hidup mereka. 

Keputusan seorang anak muda untuk berhijrah bisa menjadi inspirasi bagi orang lain, khususnya generasi muda. Perilaku mereka yang hidup sesuai dengan prinsip agama dan meninggalkan lingkungan yang tidak mendukung dapat memotivasi orang lain untuk melakukan perubahan positif dalam hidup mereka. Melalui komitmen yang teguh terhadap agama, generasi muda dapat menjadi panutan dan teladan yang baik bagi umat Islam lainnya. Salah satu aspek terpenting hijrah adalah janji pahala dan balasan yang besar dari Allah. Anak-anak muda yang hijrah dengan niat tulus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengikuti ajaran-Nya akan mendapatkan pahala yang besar. Allah maha adil dan penyayang, dan Dia memberikan pahala yang sepadan dengan usaha dan kesungguhan manusia dalam memenuhi perintah-Nya. 

Dewi, M. K. (2020). Pembentukan Karakter Islami Melalui Budaya Religius (Studi Kasus di MI Al Huda Kedonglo Ngronggot Nganjuk). Akademika, 14(2), 123–132. 

Suriadi, S., & Mursidin, M. (2020). Peran Majelis Taklim Nurul Hijrah dalam meningkatkan pola pemahaman Keagamaan dan Prilaku Di Mesjid Besar Nurul Hijrah Kota Makassar. Qiyam, Jurnal Al, 1(2), 11–20.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun