Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ubahlah Cara Ceramahmu Ustad

8 April 2024   16:18 Diperbarui: 8 April 2024   16:41 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di tahun 2015 ada sebuah video yang beredar yang menggambarkan seorang pengemis buta yang sedang duduk di trotoar jalan dengan sebuah kaleng untuk meminta sumbangan, sedekah dan potongan kardus yang bertuliskan "Saya Buta, Tolong Bantu Saya". Mungkin pembaca disini tahu dan ingat video tersebut. Digambarkan bahwa sebagaian besar orang yang lewat di depannya mengabaikannya, ada beberapa yang menaruh koin dan uang kertas ke dalam kaleng atau ke jalan di depannya.

Kemudian ada seorang wanita melintas dan kemudian memutuskan untuk berbalik ke pengemis buta tersebut. Lalu ia mengambil potongan kardus tersebut dan mengganti tulisan itu sebelum melanjutkan perjalanannya. Hari berganti hari, perubahan yang dilakukan oleh wanita itu pun menjadi sangat luar biasa yang berdampak pada pengemis buta tadi. Hal ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya perbedaan. Bagaimana ia bisa diperlakukan luar biasa berbeda dan membuktikan bahwa kata-kata bisa mengubah segalanya. Harian The San Fransisco Globe pada hari Kamis 1 Januari 2015 sampai menuliskan, "Ingat, kata-kata mu memiliki kekuatan untuk benar-benar mengubah hari seseorang".

Apa yang ditulis oleh wanita itu? Suatu ketika wanita itu lewat lagi di depan pengemis buta itu dan pengemis buta itu bertanya, apa yang telah kau lakukan sehingga orang-orang memberiku bantuan lebih dari sebelum kau melakukan sesuatu. Wanita itu menjawab, aku hanya mengganti tulisanmu dari sebelumnya "Saya Buta, Tolong Bantu Saya" menjadi "Ini hari yang Indah dan saya Tidak Dapat melihatnya" dengan menebalkan kata-kata Tidak Dapat. "Oh kau benar-benar wanita cerdas yang baik hati, yang dapat mengubah pemikiran orang tentangku", kata pengemis buta tadi.

Ini adalah cerita tentang NLP (Neuro Linguistic Programming), bahasa pemrograman alam bawah sadar manusia. Kita bisa mengubah pola pikir dan prilaku seseorang dengan memberikan Kata-kata. Saat ini sering kita dengar istilah S3 Marketing, bukan dalam arti sebenarnya, melainkan teknik marketing yang digunakan para pedagang, influencer, semata-mata untuk menggaet para pelanggan. Banyak bertebaran meme S3 Marketing baik di dunia nyata maupun online, seperti hanya sebuah tulisan "Jangan lihat ke kiri" otomatis otak akan memerintah kan kita untuk melihat ke kiri yang ternyata hanyalah iklan dari sebuah toko parfum, atau banyak lagi cara-cara orang yang unik-unik dengan memainkan kata-kata dan gambar untuk meningkatkan pelanggan dan penjualannya, seperti "Dicari uang hilang (ada gambar uang RP 10.000), Imbalan bagi yang menemukan (ada gambar semangkuk bakso)"atau iklan Laundry yang memajang spanduk artis Korea "Lee Min Ho PERNAH Laundry disini" dengan teknik foto artis Korea dan tulisan PERNAH yang lebih besar. Semua trik ini adalah permainan NLP yang bisa mempengaruhi alam bawah sadar pembacanya, sehingga membuat ketertarikan pada apa yang dilihat dan dibacanya.

Kembali pada persoalan sepinya jamaah sholat Tarawih dan ramainya Mal di penghujung Ramadhan, sejak saya kecil 40an tahun silam Kyai Haji Zainuddin MZ pun telah menyampaikan hal demikian. Para dai juga harus ingat hadits shahih dari Kitab Riyadhus Shalihin riwayat Bukhari dan Muslim yang menyatakan bahwa "Allah Sesuai Persangkaan Hambanya". Kita harus husnudzhan kepada Allah swt. Jika kita tiap Ramadhan mengatakan 10 hari terakhir Ramadhan sepi, maka akan sepi lah ia. Padahal tidak lah benar semua demikian. Mushola di dekat rumah penulis sebelum puasa biasa terisi sebanyak 2 saf setiap sholat fardhu dan ketika akhir Ramadhan pun tetap 2 saf juga. Adapun di awal-awal puasa membludak mencapai 3-4 saf. Artinya tidak ada yang berkurang tetapi di awal puasa terjadi penambahan. Jadi cara pandangnya lah yang harus diubah.

Ustad dan dai zaman now itu harus banyak membaca, mengikuti perkembangan zaman. Tidak bisa lagi menggunakan cara-cara tradisional, konvensional. Harus berdakwah secara online, gunakan medsos, Youtube, X, Facebook, Instagram dan lain sebagainya. ATM kan trik S3 Marketing dalam berdakwah, yaitu Amati, Tiru dan Modifikasi, tidak ada yang salah tetapi jangan sampai kebablasan. Seringkali para penceramah salah dalam mengambil contoh dalam perumpamaan dalil yang disampaikannya. Alih-alih bisa diterima masyarakat, yang ada mendapat caci maki, diperkarakan dan dipolisikan. Sudah cukup banyak kisah masa lalu yang bisa diceritakan tentang kehidupan baik dan buruk tanpa menyinggung, menyebut atau mencontohkan sikap Firaun kepada sosok yang hidup zaman sekarang, yang membuat orang lain tersinggung, tetapi para Dai seringkali offside dalam menyampaikan ini bahkan menyamakan orang yang masih hidup saat ini dengan sosok Dajjal saking emosinya dalam berceramah.

Ada baiknya mengatakan, "Baterai hidupmu sudah lemah, datanglah ke Mesjid di Akhir Ramadhan, lihat hasilnya setelah dicas, kamu akan lebih bersemangat lagi" daripada mengatakan "Jamaah semakin sepi di akhir Ramadhan" atau "THR mu akan habis jika kau belanjakan di Mal, baju lebaran mu akan usang, tetapi TIDAK jika kamu bayarkan zakat fitrahmu dan bersedekah di bulan Ramadhan" untuk menggantikan ceramah "Ramainya orang ke Mal di akhir Ramadhan dibanding ke Mesjid untuk Tarawih" dan mungkin banyak cara-cara atau kata-kata kreatif lainnya yang bisa memotivasi umat untuk berbondong-bondong mengerjakan amal ibadah. Wallahu'alam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun