Tak perlu contoh rumit. Dalam agama Islam saja, sama-sama sholat, berjamaah pula. Ketika anda sujud dengan melebarkan siku anda sampai masuk ke area sujud orang lain, anda sudah egois.Â
Kenapa egois? Karena pasti menurut anda, sujud seperti itu lah yang benar, ajaran atau ustad atau buku yang anda baca mengajarkan demikian. Sah-sah saja sih kalau anda sholat sendiri.Â
Lah, kalau berjamaah, kasihan sekali tetangga kiri kanan anda harus anda sikut karena menurut anda begitu lah cara sholat yang benar. Belum lagi, bagaimana sebagian masyarakat kita memahami sebuah hadits atau ajaran yang mengatakan jangan larang anak kecil bermain di mesjid, itu lah cara kita mengajarkan anak untuk mengenal mesjid.Â
Benar. Tidak ada yang salah disini. Tapi menjadi egois kalau anda marah ketika anak kecil diusir dari mesjid karena berisik, ganggu kekhusyukan orang lain yang sedang sholat.Â
Lah kalau mau mengenalkan anak dengan mesjid, ibadah disana, dampingi mereka, jangan dilepas sendiri, mesjid dijadikan taman bermain sementara emak bapaknya gak pernah sholat ke mesjid. Anda egois.Â
Contoh sederhana lain ketika egoisme telah menjadi Tuhan kira-kira seperti ini. Indomaret itu apa? Minimarket tempat jualan kebutuhan. KFC itu apa? Restoran jualan ayam. Glodok itu apa? Pasar elektronik. Tanah abang itu apa? Pasar Pakaian. Nah kalau kita butuh sesuatu kita langsung pergi kesana kan? Nah, sekarang mesjid itu apa? Rumah ibadah. Gereja dan Pura itu apa? Rumah ibadah juga.
Artinya kalau masuk waktu sholat, kita akan ke mesjid untuk sholat. Lalu egois itu muncul ketika pengurus mesjid memasang suara pengajian, mengaji melampaui batas seperti marbot atau pengurus mesjid yang memasang kaset mengaji satu jam jauh sebelum waktu subuh misalnya. Atau pengajian yang dimulai jam 10.00 malam dengan speaker kencang disaat orang mau istirahat atau ada orang sakit yang butuh istirahat.Â
Lho, ini kan syiar, tidak salah. Anda yang hedonis, cinta dunia. Memang tidak ada yang salah, mengajinya di mesjid dan tadi sudah dijelaskan yang mau beli ayam ke KFC, beli barang elektronik ke Glodok, mau sholat atau mengaji ke mesjid. Tapi tidak harus kencang-kencang memberitahukannya.Â
Kalau subuh jam 4.30, jam 4.15 setel kaset mengaji, wajar bukan jam 3.30 seperti bangunin sahur seperti ada perang saja. Kalau pengajian jam 10.00, saat isya kan bisa diumumin nanti pengajian jam 10.00 pakailah speaker ke dalam mesjid bukan sekencang-kencangnya pasang speaker ke arah luar. Orang lain juga kan punya kebutuhan.
Demikian pula dalam menyikapi medsos. Kalau anda merasa benar dan yang anda share juga benar, pikirkanlah bahwa orang lain pun pasti dan sangat pasti sama dengan anda, merasa benar juga.Â
Sering kan anda mengalami seperti ah nanti deh saya bayar listrik nya tanggal 5 biar gak rame, sesampainya di loket antrian panjang dan mereka juga berpikiran sama dengan anda, bahwa tanggal 5 gak bakal rame.Â