Sungguh kini Sifat Egois telah menjadi Tuhan. Kalau di beberapa periode sebelumnya, kita mengenal istilah bahwa Jin, Setan, Dukun, Materi, Popularitas telah menjadi Tuhan manusia. Kini, populasi manusia yang meningkat pendidikan, agama dan taraf hidupnya ini tanpa sadar dirinya menuhankan Egoisme.Â
Mereka yang berpendidikan dan dalam kajian agamanya tahu benar bahwa syirik menuhankan selain Tuhannya. Mereka paham bahwa manusia periode sebelumnya telah melakukan kesalahan dengan menyembah berhala, jin, menuhankan setan, duit, popularitas. Bahwa hidup tidak melulu mengejar harta dan kekayaan.Â
Mereka paham benar bahwa hidup diperbudak harta ibarat mereka menyembah harta. Tak peduli usahanya halal atau haram, merugikan orang lain atau tidak, yang penting mereka popular, tenar, dipuja banyak orang dan punya banyak uang.Â
Tetapi ada hal yang membuat manusia zaman now tergelincir dengan ilmu pendidikan dan agama mereka, mereka merasa jumawa, menjadi penghuni surga kelak yang akhirnya menjerumuskan mereka ke dalam sifat egois berlebihan. Merasa dirinya paling benar, merasa tindakannya paling benar dan orang lain salah semua dimatanya.
Tuhan itu Banyak
Jangan sembarang bicara kisana! Tuhan itu hanya satu, yaitu Allah swt. Pun demikian agama-agama lain menyatakan hal yang sama. Eits.. tunggu dulu. Kita tidak membahas Tuhan dalam konteks religius, ibadah, ritual dan keyakinan dalam beragama.Â
Tetapi Tuhan yang dimaksud disini adalah bagaimana Tuhan-Tuhan ciptaan, bentukan manusia zaman now telah menggantikan Tuhan yang sebenarnya kamu sembah itu. Kita menuhankan materi, ketenaran, kekuasaan dalam kehidupan sehari-hari seperti yang telah disinggung di awal tadi.
Egois adalah sifat mau menang sendiri, merasa benar sendiri. Makna egois di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah: orang yang selalu mementingkan diri sendiri. Kini egois telah menjadi Tuhanmu. Dan sama saja, Musyrik.Â
Banyak yang tak lagi mengejar dunia, harta, kekuasaan dan popularitas. Sebagian masyarakat kita banyak yang sadar bahwa hidup hanya sementara, mereka memperdalam belajar agama, hidup jauh dari melanggar aturan agama, tidak mabuk-mabukan, menjauhi riba, tidak menabung di bank, keluar dari bank bekerja menjadi pedagang, hidup sederhana.Â
Namun dibalik itu semua, muncullah yang namanya Egois. Bahwa dengan melakukan hal demikian, ia merasa hidupnya lah yang paling Benar. Dan ketika orang lain berbeda cara pandang, sifat, atau mungkin tidak sesuai dengan cara pandang, gaya hidup, ajaran agama mereka, mereka marah.Â
Muncullah selfish, merasa benar sendiri, mau menang sendiri, bahawa cara mereka lah yang benar, orang lain salah dan bahkan harus dimusnahkan. Nah ketika ini terjadi, disinilah kita telah menuhankan Sifat Egois kita itu tadi.