Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahagia Itu Menular

9 November 2019   14:31 Diperbarui: 9 November 2019   14:48 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua kejadian gambaran emosi yang bisa kita rasakan. Yang mana yang enak?

Emosi memang menular. Dampaknya bisa membawa orang lain larut dalam emosi yang kita rasakan, kita tularkan. Maka dari itu Bahagialah selalu. Karena ketika Ayah bahagia, pulang kerja Ibu menyambut di rumah pun bahagia, anak-anak pun senang. Tetapi ketika Ayah dibentak Bosnya di kantor, di perjalanan pulang macet, sampai di rumah Ibu dibentak, Ibu sensitif, tidak terima, lalu anak minta dimanja pun dibentak. Timbullah badai menerpa hari itu di keluarga tersebut. Malesin kan. Gak asyik benar kan. Bosan kan di rumah yang seperti itu. Makanya kendalikan lah emosi kita. 

Ketika dimarahi di kantor, di kelas, di jalan. Senyumin aja. Selesai disitu saja. Ada perkataan seorang Motivator yang baik untuk dipahami. "Anggap saja Tuhan meminjam dirinya, menggunakannya, untuk menguji kesabaran, keimanan, diri kita!" Adem kan. Karena kalau kita tahu siapa yang menyebabkan itu semua maka secara psikologis manusia itu biasanya maklum. 

Seperti saat sedang berjalan, sepatu kita menginjak kotoran ayam. Jelas kesal, tapi sudah sebatas kesal doang kan, mau diapain lagi. Ayam kan gak sekolah, buang kotoran sembarangan. Atau lagi asyik-asyik maen hp, tau-tau muka kita kena lemparan bola, sakit, marah, pasti. Tapi pas dilihat seorang bayi tertawa karena lemparannya mengenai muka kita. Yah, hilang deh marahnya. Yang benar aja mau nabok bayi. Atau saat nungguin gojek di pinggir jalan tau-tau kepala kita kena kotoran burung, mau bilang apa. 

Yah kira-kira seperti itu lah ketika kita membawakan urusan ini ke Tuhan, ah sudah lah sedihku ini, marahku ini sebab Tuhan belum ingin aku lulus ujian kali ini. Oh mungkin Tuhan pengen aku kerja lebih teliti lagi sehingga bosku gak marah. Ya aku kan sudah benar, melakukan yang terbaik, menyayanginya, memperjuangkannya dengan baik, tapi mungkin Allah meminjam orang tuanya untuk menguji kesabaranku dengan menolakku sebagai mantunya. 

Mungkin Tuhan menyiapkan jodoh yang lebih baik dari dirinya. Jadi dibawa positif aja. Makanya sering-sering nonton tayangan lawak, yang lucu-lucu, membaca yang happy-happy, cerita yang asyik-asyik, ngobrol yang enak-enak karena akan membawa kebahagiaan dan ujung-ujungnya kesehatan terjaga.

Always be happy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun