Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gagal "Move On" Itu Bahaya

14 April 2018   19:09 Diperbarui: 14 April 2018   19:13 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada lagi yang tidak bisa menerima kekalahan idolanya, misalkan Bupatinya, Gubernurnya bahkan Presiden pilihannya, aneh memang, mereka harus patah hati selama bertahun-tahun. Hal ini sangat berdampak pada kejiwaan seseorang, bahkan jika tidak bisa cepat beradaptasi malah bisa menimbulkan penyakit. Terlalu dipikirin, sakit kepala, stres, gangguan pencernaan dan sebagainya. Sepele sih tapi banyak yang gagal move on.

Realistis Melihat Keadaan

Ketika anda membanding-bandingkan sesuatu keadaan di tempat kerja anda saat ini dengan yang sebelumnya, sebenarnya anda belum bisa sepenuhnya menerima keadaan yang saat ini anda hadapi. Kalau di awal-awal bekerja di tempat baru anda membandingkan itu hal biasa, namun setelah 5-10 tahun, anda masih membandingkan dan memuji-muji tempat lama, ini tidak baik bagi karir anda. 

Demikian pula ketika anda sudah dikaruniai 2-3 anak namun anda masih terngiang-ngiang, stalking mantan pacar anda, ini sangat merugikan anda. Keharmonisan keluarga anda tergadaikan. Karena anda masih berharap bisa kembali padanya, mungkin dari keadaan ini muncullah istilah 'kutunggu jandamu' hehe.. Yang lebih parah lagi jika sampai pada keadaan 'cinta ditolak, dukun bertindak' ini justru sudah melanggar aturan agama, merugikan banyak pihak.

Tetapi kita tidak bisa mengingkari keadaan ini, bagaimana sopir atau pembantu bisa membunuh majikannya, murid memukul gurunya, ini semua kasus-kasus gagal move on. Bagaimana seeorang tidak bisa menerima keadaan. Bagaimana dia harus bisa menerima putus cinta, dimarahi guru, di PHK, dimutasi, dan sebagainya.

Lalu bagaimana jika menghadapi keadaan demikian sementara kita adalah seorang baperan. Anda harus mengambil waktu untuk diri anda sendiri, 'me time' lah, kalau perlu piknik, rekreasi, disana anda merenung, instrospeksi diri, sikapi dengan positif bahwa itu adalah keadaan terbaik yang diberikan Tuhan untuk anda saat itu, anda harus menerimanya dan yakin lah bahwa Tuhan telah memberikan kondisi yang baru yang lebih baik dari sebelumnya. 

Yang lalu simpan saja dalam kenangan manis anda. Tidak ada keadaan yang buruk yang diberikan Tuhan kepada kita kecuali kita sendiri yang menganggapnya buruk.

Semoga di momen Isra' Mi'raj 27 Rajab 1439 H/14 April 2018 ini, kita bisa move on kepada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun