Puja puji sering kita dengar dari mulut seorang lelaki pada wanita pujaan hatinya. "Kamu cantik sekali hari ini lebih dari biasanya", "Kamu manis deh pake kerudung itu, aku tambah cinta", " Sehari gak denger suaramu yang manja itu, gelisah hati ini dik", itu mah gombal hehe
Paling tidak ungkapan perasaan itu benar-benar disampaikan dari hati seorang pria pada kekasihnya.
Atau ungkapan-ungkapan pujian itu sering terlontar dari orang tua kepada prestasi anaknya, kakek kepada cucunya atau guru kepada muridnya. Lebih dari itu kita jarang sekali memuji, kita hampir tidak pernah mengapresiasi hasil karya orang lain, berat rasanya untuk mengatakan, keren ya, kamu hebat, buset bagus banget kerjaanmu, terima kasih ya atas tulisannya.Â
Jarang, bahkan mengomentari tulisan, naskah, artikel orang lain tidak pernah apalagi memberikan standing applause atau berdiri sambil bertepuk tangan seperti yang dilakukan orang asing mungkin berat rasanya. Kenapa bisa begitu? Karena memang tidak biasa, tidak pernah dan tidak mau menghargai prestasi, hasil karya orang lain. Kita lebih gampang mencari kelemahannya, kekuranganya, keburukannya. Padahal kita sendiri tidak terima juga dikritik hehe.
Buka Diri, Lepaskan Emosi
Ketika kita meluapkan emosi, perasaan senang di hati kita kepada orang lain maka semesta akan menangkapnya dan segala kebahagiaan, keceriaan, kesenangan akan terpancar kepada diri orang lain dan juga diri kita sendiri. Yang kita beri apresiasi, kita kasi selamat merasa dihargai dan dia akan berterima kasih pada orang yang memberi pujian.Â
Pujian yang tulus yang keluar dari hati paling dalam, spontan, tidak dibuat-buat, tidak jaim, itu akan melepaskan energi positif, kebaikan yang sangat besar kepada alam semesta yang ditangkap alam semesta dan dikembalikan, disampaikan kembali kepada yang menyampaikan pujian.
Jika dihubungkan dengan agama nilainya akan lebih makjleb lagi. Ungkapan disampaikan dengan pujian kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang meridoi hal tersebut, misal Subhanallah, keren sekali, Puji Tuhan, ganteng sekali kamu Mas. Itu jauh lebih besar lagi energi positifnya. Dan akan menimbulkan beragam kebaikan.Â
Jika puji-pujian disampaikan setiap saat, saling memuji, di rumah, bertetangga, di kantor, di sekolah, di kampus, maka perasaan menghargai dan dihargai semakin tinggi, rasa dengki berkurang dan lama kelamaan hilang. Dorongan untuk membuat yang lebih baik lagi, cantik dan indah lagi, yang keren lagi itu semakin terpacu. Pujian menjadi trigger pencapaian yang lebih baik lagi.
Jika perasaan itu lepas, tidak terkungkung, sesuatu menjadi ringan. Untuk mengucapkan terima kasih tidak berat. Atasan dengan enteng akan mengucapkan terima kasih jika bawahannya telah menyiapkan kerjaannya. Ayah akan memberikan kado kecil buat Mama yang telah membantu terselenggaranya acara pengajian Bapak-bapak di rumah.Â
Kakak akan membelikan adiknya es krim karena membantunya menyiapkan kerajinan tangan. Mahasiswa akan mentraktir bakso untuk temannya yang membantu menyusun skripsinya. Itu semua dilakukan dengan sukarela dan suka cita. Semua bahagia. Saling memuji dan menghargai. Tidak berat hati. Plong.