Kecepatan informasi saat ini sungguh memudahkan dan menambah pengetahuan dan wawasan kita. Tapi jelas, semua memiliki dampak negatif juga sehingga yang dituntut untuk Selalu Bersikap Benar itu adalah Diri Kita masing-masing, The Man Behind The Gun. Bagi smartphonholic, majalah IT, toko hp tentulah kehadiran Iphone X menjadi sebuah penantian yang ditunggu-tunggu.
Pengen tahu kecanggihannya, performanya, keunikannya dan sebagainya. Tapi ketika smartphone secanggih apa pun dipegang balita, nah.. terbayang kan jadi apa itu hp, diketok-ketok, digigit, dilempar, dicoret-coret, dipencet-pencet sehingga settingan anda berubah semua, tahu-tahu anda berantem dengan rekan anda karena ada pesan aneh terkirim yang ternyata hasil perbuatan balita tadi he he, ya begitulah kira-kira perumpamaan siapa mengendalikan apa.
Dewasanya Anak-anak vs Anak-anaknya Orang Dewasa
Dalam sehari diperkirakan ada jutaan foto dan video diupload, dikirim ke jaringan medsos saat ini. Ada yang lucu, menganggapnya lucu, ada yang horor, menganggapnya horor, sedih atau menganggapnya sedih, tergantung dari persepsi si pengirim dan penerima foto atau video tadi. Kemarin saya sungguh tergelak, ngakak guling-guling saat melihat video seorang balita yang membawakan dan memberi minuman kepada ayahnya yang sedang bekerja di depan laptop dengan caption "Sayangnya seorang anak".
Diawal video digambarkan bocah tersebut memberikan segelas air kepada ayahnya kemudian ayahnya tersenyum dan meminumnya. Oh so sweet, bagaimana seorang balita sangat perhatian pada orang tuanya. Kemudian tindakan itu diulang kembali. Dan ayahnya kembali meminumnya. Adegan berikutnya adalah behind the scene, kejadian di belakang layar, darimana bocah tadi mengambil airnya. Apakah diberikan ibunya, kakaknya? Diambil dari dispenser? Tidak saudara-saudara, ia mengambilnya dari closet, ya kakus duduk itu, jeng jeeenng huahaha.
Ya begitulah bocah, namanya juga anak-anak. Ternyata hal serupa pernah juga saya alami beberapa tahun silam, saat itu saya ikut dengan keluarga kakak saya, kemudian kakak ipar saya ingin mengisi bensin di rest area cikarang, sebelum isi bensin kami ke toilet dulu.Â
Kami bertiga masuk ke toilet laki-laki dan kencing di urinoir, tempat kencing berdiri laki-laki. Setelah kencing biasanya kita menyiramnya dengan memencet tombol di bagian atas. Kehebohan pun terjadi, ponakan saya yang masih kelas 6 SD waktu itu, saat air guyuran keluar, ia mencuci mukanya hehe. Kita pun heboh. Ya begitulah anak-anak. Belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.Â
Nah, ada lagi kejadian unik lainnya yang pernah saya alami saat sholat Jumat. Karena kondisi jamaah penuh, saya hanya kebagian duduk di teras belakang mesjid. Agak jauh di samping mesjid terdapat tempat wudhu. Saat khatib berceramah, ada 3 atau 4 anak berseragam SD sedang wudhu. Mata saya jauh memandang mereka. Dan taraaa..
Kejadian aneh, sedih dan menggelikan pun terjadi saudara-saudara. Ada satu bocah yang setelah wudhu kebelet pipis, dia langsung pipis di tempat wudhu itu, lalu setelahnya, masuk ke mesjid. Teman-temannya tidak ada yang memberitahukannya, orang yang duduk dekat situ pun tidak ada yang negur atau memang tidak lihat kejadian itu. Saya yang mau negor posisinya jauh di belakang. Itu lah anak-anak dia tidak tau arti wudhu yang membersihkan hadats/kotoran kecil, dia tidak tahu apa yang dia perbuat.
Kondisi Terbalik
Begitu lucunya tingkah anak-anak itu sehingga membuat kita geli, tertawa bahkan kesal. Dan seringkali kita mendengar berita, orang tua yang bunuh anaknya gara-gara tangisan anaknya, pengurus anak yang memukul, menyiksa balita majikannya karena kesal, capek dan marah karena balitanya rewel. Nah, disini kita lihat bagaimana Orang Dewasa yang Kekanak-kanakan. Bahkan almarhum Gus Dur sampai menyebut para anggota DPR seperti anak TK. Ya, memang begitulah kondisi saat ini yang kita alami. Dunia Terbalik.