Di tempat kerja kita sibuk. Pulang kerja kita capek. Weekend kita habiskan waktu untuk keluarga. Kita cuma punya waktu saat di toilet, macet di jalan, di kendaraan, dan saat waktu kerja lengang, tidak banyak kerjaan. Apakah kita bisa merenung disaat ini? Tentu tidak, saat nongkrong di toilet bukan lah saat yang baik untuk merenung. Rosul mengajarkan untuk bersegera saat buang hajat. Dan ada doa ketika masuk dan keluar toilet. Ketika kita mencari ide, ngelamun saat buang hajat, disitu lah ide-ide aneh yang akan muncul bahkan menyesatkan karena toilet tempatnya setan.
Merenung sesaat, bisa kita lakukan saat hendak tidur dan bangun tidur. Kita muhasabah, mohon ampun apa kesalahan kita hari itu dan mohon petunjuk untuk hari yang akan dijalani. Saat pergi ke sesuatu tempat dimana tugasnya tidak terlalu penting, menyendiri di Hotel adalah waktu yang tepat untuk berkontemplasi. Pergi ke gunung, pantai, hutan untuk beberapa saat akan membuat kita lebih sadar akan Kebenaran dan menghargai yang lain.
Tetapi kalau semua cerita di atas dibantahkan dengan keadaan, mana mungkin, mana bisa, sibuk. Itu lah kita seperti yang saya sebutkan tadi. Kita terlalu banyak berdebat, membantah dan ngobrol yang tidak penting dan tidak jelas. Sedangkan waktu yang panjang dalam penerbangan saja sebenarnya bisa kita jadikan untuk berkontemplasi. Mulai saat menunggu keberangkatan dan saat dalam penerbangan. Tetapi waktu itu tidak akan ada artinya jika sepanjang perjalanan kita berkomunikasi terus alias ngobrol dan chatting, atau liat status medsos.
Kita kurang merenung
Kita sering salah mengartikan merenung dengan sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan kesaktian, kebal bacok, dapat pelet dan bisa terbang. Sebenarnya arti merenung itu bukan seperti itu dan bukan melamun. Yoga dan meditasi bisa diartikan kegiatan merenung yang sederhana. Menutup mata, Mengosongkan pikiran tapi tidak tidur. Dengan sering merenung kita menjadi orang yang sabar, bijaksana, tidak egois dan gampang mendapatkan hidayah. Apa yang dilakukan Nabi di Gua Hira lebih dari kesaktian. Ia mendapatkan Al Quran. Sebuah Kebenaran atas semua Pertanyaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H