Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terima Kasih Pak Ahok

11 Oktober 2016   17:41 Diperbarui: 11 Oktober 2016   17:54 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lho kok Terima Kasih?

Gimana sih lu? Gak punya iman lu? Orang itu sudah menistakan agama, melecehkan ayat-ayat suci bla bla bla. Iya benar sekali pendapat seperti itu dari satu sisi.
Tetapi penulis melihatnya dari sisi lain.

Mengapa saya berterima kasih kepada Pak Ahok? Karena akibat dari kejadian tersebut, secara langsung maupun tidak langsung, Islam semakin populer. Ayat suci Al Quran dengan kebesaran Alloh swt semakin tersiar. Dalam seminggu ini, Surat Al Maidah ayat 51 menjadi trending topik. Ayat ini paling dicari oleh masyarakat di mesin pencari google. Alhamdulillah. Semoga dengan adanya kejadian ini, ummat Islam khususnya di negeri ini lebih terketuk hatinya untuk membaca, mempelajari dan memaknai Al Quran. Malu kita jika orang non muslim yang lebih paham isi Al Quran. Sama halnya dengan Snock Horgronye, mudah-mudahan gak salah penulisan, dia belajar Islam untuk menaklukkan Aceh di zaman penjajahan dulu.

Selain itu, ungkapan Pak Ahok yang mengatakan "Saya belajar Islam 9 tahun lho, SD SMP saya sekolah Islam". Waah, kata-kata ini cukup menggetarkan hati saya. Alhamdulillah sekali lagi. Bagaimana tidak dari kecil saya hingga kini, banyak teman-teman saya dan anak-anak dari kaum muslim yang bersekolah di sekolah Katolik, Kristen dan sebagainya. Dengan dalih disiplin, berkualitas, bergengsi, apa pun itu sedikit banyaknya anak-anak ini telah paham ajaran non muslim, hafal lagu-lagu rohaninya, terngiang-ngiang kidung-kidungnya atau mengagumi sosok Tuhan agama tersebut.

Jadi dengan mengatakan bahwa Pak Ahok pernah bersekolah di sekolah muslim, apalagi sampai 9 tahun, mudah-mudahan menjadi trigger, pemicu, inspirasi bagi non muslim untuk menyekolahkan anaknya di sekolah Islam. Islam tidak lagi dianggap agama diskriminatif, teroris, anarkis dan hal buruk lainnya.

Saya tidak berharap Pak Ahok masuk Islam, masalah Hidayah itu adalah urusan Alloh swt. Jika suatu ketika beliau mendapat hidayah dan masuk Islam, alhamdulillah. Banyak orang-orang yang muallaf itu karena pernikahan tetapi setelahnya hanya sebatas KTP, sama halnya dengan kita yang Islam dari lahir, yang ketika Islam dilecehkan parang bisa keluar, celurit diacungkan, tetapi urusan ibadah, sholat, puasa, itu mah urusan ustad, urusan yang sudah bau tanah, Islam kita sebatas KTP. Malu kita sama Alloh swt.

Saya lebih respek, apresiasi dengan orang-orang yang muallaf karena pencariannya sendiri, hidayah yang diberikan Alloh swt, yang benar-benar khusyuk memaknai keimanannya dengan menjalankan ibadah yang telah ditentukan. Sebagaimana Islam semakin besar dan kuat di Amerika, Eropa dan negara-negara lainnya. Kesadaran akan berhijab semakin mendalam. Al Quran semakin sering didiskusikan, dipelajari dan diterapkan dalam sains, teknologi, perdamaian, perdagangan, dan sendi-sendi kehidupan lainnya.

Dalam hal ini, kita tak perlu lagi susah-susah berdakwah, mengkampanyekan Islam, mengajak orang-orang mengenal Quran. Cukup lewat mulut seorang pejabat seperti Pak Ahok yang biasanya kasar itu dia memperkenalkan Islam dan Al Quran. Promosi gratis. Semoga Islam semakin mendamaikan dan memberikan rahmat bagi seluruh penjuru alam. Tidak ada lagi yang meragukan kebenarannya.

Terima kasih Pak Ahok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun