Seolah tak belajar dari pengalaman dan sejarah, mungkin ada benarnya ungkapan orang Indonesia itu memorinya pendek, mudah lupa. Tayangan bermasalah, meskipun sudah diprotes, banyak dikritik di surat-surat pembaca, sudah mendapat teguran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), beberapa waktu kemudian tetap tayang lagi, dengan mengganti judul, mengubah format, mengganti jam tayang, tanpa mengubah materi tayangan. Kreatifitas awak media pun terlihat asal-asalan, jika pun ada inovasi pasti tak lepas dari nuansa negatif, lawak-lawakan yang mem-bully, joget/goyang erotis, pornoaksi, kuis tak bermutu. Jika di satu tv muncul, tv lain mengekor, latah. Benarlah ungkapan bahwa siapa yang menguasai media dia akan menguasai dunia.Â
Sayangnya menguasai disini bukan membentuk prilaku yang baik, tapi prilaku insan yang selalu negative thinking. Kalau sudah begini, berbagai upaya dan kritik tidak mampu membendung upaya perubahan suguhan berita dan tayangan ke arah positif, terpulang kembali kepada masyarakat kita, akan larut dengan suguhan yang merugikan diri sendiri atau pintar memilah dan memilih suguhan berita yang berkualitas untuk menjaga dan membuat diri kita menjadi lebih baik.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H