Congenitive Behaviour Therapy pada Skizofrenia
Skizofrenia sendiri dapat diartikan sebagai gangguan psikotik kronik yang mengalami gangguan mengekspresikan emosi, menilai realita, pemahaman diri yang buruk dan kemunduran hubungan interpersonal. Pada data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO) 2010, penderita gangguan psikis dengan diagnosis Skizofrenia telah menjangkiti kurang lebih 24 juta jiwa di seluruh dunia. Dari jumlah 24 juta jiwa tersebut, di Indonesia tercatat sebanyak 1.928.663 juta jiwa dengan Skizofrenia.
Orang dengan skizofrenia akan sering memiliki masalah dengan lingkungan dan hubungan mereka. Mereka akan merasa takut dan merasa sendirian, dengan perilakunya bisa menjadi sangat aneh, bahkan terkadang mengejutkan bagi sebagian orang yang tidak mengenal skizofrenia. Gejala skizofrenia seperti halusinasi, delusi, kebingungan, gerakan melambat, tenang, pengalaman kognitif. Namun, diperlukan diagnosis yang tepat agar bisa mengetahui skizofrenia.
Berbicara lebih mendalam mengenai penyakit ini, sebenarnya apa sih pengobatan yang dapat mengontrol skizofrenia? Salah satu pengobatan bagi penderita skizofrenia ini yaitu penggunaan obat antipsikotik untuk mengobati skizofrenia, yang dapat membantu mengurangi gejala. Perawatan lain termasuk intervensi dalam bentuk terapi perilaku bawaan (CBT), sejenis terapi psikososial yang mencakup terapi keluarga, keterampilan sosial, konseling suportif, dan rehabilitasi kejuruan.
Munculnya Congenital Behavior Therapy (CBT) untuk skizofrenia dapat membangkitkan optimisme baru tentang pengobatan skizofrenia dalam konteks stigma yang tinggi, sedemikian rupa sehingga dalam jangka panjang persepsi masyarakat tentang skizofrenia telah berubah dengan tujuan untuk mengurangi intensitas delusi dan halusinasi (terkait dengan stress) juga meningkatkan partisipasi aktif individu untuk mengurangi risiko kekambuhan dan tingkat gangguan sosial.
Ada penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan Congenitive Behavior Therapy (CBT) dalam pengobatan skizofrenia dapat mengubah distorsi pemikiran yang telah terjadi dan membawa penderita skizofrenia dapat melihat segala sesuatu lebih rasional dan realistic. Congenitive Behavior Therapy (CBT) yang dilakukan dengan secara perlahan tetapi pasti dapat membantu pasien untuk melihat alternative cara berpikir tentang suatu hal. Beberapa pembuktian tentang efikasi Congenitive Behavior Therapy (CBT) pada pasien Skizofrenia yang memiliki sindrom persisten menunjukkan kemajuan yang baik.
Perawatan terapi ini juga mengubah cara  berpikir dan merespons berbagai hal. Ini juga akan mengajarkan pasien untuk mengatasi hal negatif dengan mengubah pikiran menjadi positif. Untuk melakukan ini, pasien harus terlebih dahulu mengidentifikasi pola pemicu masalah. Saat pasien mengubah pola ini, gejalanya akan berubah dan menjadi lebih mudah ditangani. Terapi perilaku dapat memecahkan masalah dalam memahami perilaku orang lain, menghadapi ketakutan juga bisa menemukan cara baru untuk rileks dan bersantai, meningkatkan keterampilan sosial, mengurangi kekambuhan, mengurangi gejala sehingga dapat membangun kepercayaan diri.
Sumber :
Aini, I. (2019). Cognitive Behaviour Theraphy Pada Skizofrenia. Jurnal Penelitian Keperawatan Medik, Vol 2(1).
Husniati, N. (2020). Studi Kualitatif Cognitive Behaviour Therapy pada Penderita. Philanthropy Journal of Psychology, Vol 4(2), 93-104.
Noviekayati, S. (2022). Efektivitas Cognitive Behavior Therapy (CBT) Dalam Penanganan Pasien Skizofrenia Paranoid. Jurnal Studia Insania, Vol 10(1), 45-52
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H