Bukan rahasia umum kalau pada Bulan Februari setiap tahunnya , Ibukota Negeri tercinta ini selalu dikepung pasukan air yang tak kenal belas kasihan. Jakarta bak diterjang air bah setiap medio Februari.Air yang buanyaaakkk itu asalnya ada yang dari curah hujan di Jakarta sendiri dan ada juga kiriman dari tetangga sebelah yang tak bisa ditolak. Biasanya Pemprov DKI akan sibuk mengurus air yang membludak dan mengurus penduduknya yang menjadi "korban" banjir. Segala upaya dilakukan, mulai dari yang cemen sampai yang terlihat canggih. Semua topik pada media massa adalah soal banjir, tak ada yang lain. Berita yang lain seolah gak laku dan basi.
Aneka pendapat dari para pengamat mulai dari yang serius sampai pengamat abal abal berseliweran di televisi kita. Mulai dari yang memberi saran sampai yang bisanya hanya menyalahkan kelemahan Pemprov DKI. Kemudian akan muncul banyak aksi sosial untuk membantu "korban" banjir. Mie instan, selimut, baju layak pakai, susu dan kawan kawannya menjadi barang barang favorit yang dikumpulkan untuk dibagikan kepada korban banjir. Begitulah ritual warga Jakarta setiap Februari.
Saat ini sudah tanggal 9 Februari 2016.
Di Televisi, media online dan media sosial belum kita temukan berita seputar banjir besar di Jakarta. Yang ada hanya berita tergenangnya air di beberapa ruas jalan yang tidak begitu significant padahal curah hujan sudah lumayan tinggi. Setiap hari ada guyuran hujan di Ibukota. Namun, kemana ya perginya pasukan air yang dulu menjadi langganan dan betah menginap berhari hari di seputar Jakarta?
Kemana ngumpetnya itu air yang biasanya tak berperikemanusiaan? mengapa sekarang mereka tidak berani menampakkan batang hidungnya? Kemana juga tetangga kita itu? Kok mereka gak mengirimkan curahan air yang sudah berlebihan di wilayahnya? Kemana itu air? Pertanyaan saya itu bukan berarti menantang datangnya banjir lho. Hehe. Saya ini sedang terheran heran. Mengapa sudah menginjak bulan februari kok jakarta gak banjir? Sungguh mengherankan.
Hmm.. Sebenarnya kalau mau jujur, harusnya saya gak perlu heran lah. Kondisi jakarta yang belum (tidak) banjir sampai pada bulan ini bukan kondisi yang tanpa usaha. Bukan mujizat dari Surga. Bukan karena mengerahkan seribu pawang hujan. Bukan kompromi menyuap tetangga agar tidak mengirimkan airnya. Bukaaaaaannnnnnn...!!
Kondisi Jakarta yang tidak banjir saat ini adalah buah usaha dan kerja keras Pemprov DKI yang dipimpin oleh Gubernur Ahok. Banyak hal telah dilakukan. Menggusur pemukiman di bantaran kali ciliwung. Membersihkan kali dan sungai yang membelah Jakarta. Membentuk Satgas Kebersihan di Kelurahan. Mengeruk sampah yang menimbun di sungai sungai akibat ulah penduduk Jakarta sendiri. Yang mengagumkan adalah Pemprov DKI tak hanya bisa menggusur rakyat jelata, namun telah lebih dahulu menyiapkan beratus unit rumah susun yang siap dihuni.
Ahok bukan cuma ingin Jakarta bebas banjir namun Beliau juga berhasrat meningkatkan taraf hidup rakyatnya yang semula hidup melarat di pinggiran kali dan selalu mengganggap diri sebagai "korban"banjir menjadi rakyat yang bisa menikmati hidup layak, tinggal di rumah yang layak huni, dan bebas banjir tentunya.
Buah kerja keras itu kini dapat kita rasakan bersama. Meski hujan deras, tak ada banjir yang significant yang sampai mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi masyarakat. Cita cita yang disertai kerja keras itu telah menunjukkan hasil yang nyata. Eiittsss...! jangan bilang ini kampanye ya. Hahahaa... Saya ini orang Bekasi yang merasakan enaknya situasi Jakarta yang tanpa bankir karena aktifitas pekerjaan jadi lancar dan tak terganggu. Saya tidak kampanye untuk Ahok. Saya hanya menulis apa yang saya rasakan dan mungkin juga dirasakan saudara semua.
Â
Saya belajar dari Ahok, Usaha keras harus dilakukan dan yakin itu akan menghasilkan buah yang nyata. Jakarta gak banjir itu bukan mujizat!