Mohon tunggu...
ilham1996
ilham1996 Mohon Tunggu... Mahasiswa - binaan yayasan pembinaan tunanetra Indonesia status mahasiswa UNIversitas Islam Makassar

hobi menulis puisi sesuai apa yang terlintas di pikiran saya dan juga apa yang kudengar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesepian Mengembara

29 Juli 2023   00:55 Diperbarui: 29 Juli 2023   00:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah hening, air mataku meronta,
Tertumpah deras, tak terbendung lagi.


Buruk nasibku, kutelanjangkan hati,
Seorang tunawisma, kesepian mengembara.


Langit menjadi atap, bumi jadi alas,
Kupendam derita, langkah tanpa henti.


Menyusuri jalanan, mencari sisa harap,
Dalam sunyi, seakan dunia terbelah.


Tiada rumah untukku, jembatan pun teman,
Terik dan hujan, hadapinya kudapat.


Nasib takdirku, menjadi pengembara,
Entah sampai kapan, hidup begini terus.


Ku renungkan langit, kutatap bumi,
Bukan pilihan, inilah realitaku.


Dalam setiap langkah, aku meniti,
Di antara kesunyian, hati berharap.


Teriring doa dan keyakinan,
Ku tembus segala duka dan nestapa.


Tetap berjalan, kuatkan tekad dan langkah,
Gelandangan takkan pudar pesonanya.


Meski tak lagi berteduh di bawah rindang,
Kekuatan di dadaku takkan pudar.


Gelandangan, cinta akan mengalir,
Sejauh jalan ini, hati tak kan mati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun