Di beranda, saat rindu mengulum cemas
memahat dalam jiwa dengan ganas
menelusup dalam mata lalu berkemas
diantara lipatan kerinduan yang membias
Bukankah ini indah
ketika semua menari-nari dengan resah
sementara rindu yang terdiam mendesah
memunguti puing-puing tubuh
Ada yang memudar
menyusuri sepinya jalur
dengan langkah kaki terusir
lelaki senja dengan rindu yang memar
Md.18042016
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!