Di kamarnya duduk membisu
sembari bercermin menatap wajah memucat
perempuan itu tersenyum tanpa makna
mengusap wajah ayunya
mulai dari ujung dagu
beringsut merambat naik ke pangkal dahi
Â
Sesekali ia melempar pandang ke luar jendela
melihat langit bersemu kelam kemerahan
seakan mencibir dirinya yang gulana
Â
Di paras indah kulit tuntas pasi
menjerat riwayat yang tak henti menjerit
rindu tak lagi punya hati
sebab berkali tercuri oleh naluri
Â
Gelisah runtun hati sepi
jemari ditangkup gemetaran sendu
kepada hasrat rindu bertepi
airmatanya berlinang biru
Â
:cinta sekadar pelipurlara.Â
Â
Md.13042016
Â
Catatan: puisi untuk kolaborasi dengan Yatmi Rejeki (Youme Ae)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H