Mohon tunggu...
Sudirman Alimuddin
Sudirman Alimuddin Mohon Tunggu... Teknisi - Berpikir dan Berbagi

Pengembangan Diri, Enterpreneurship dan Masalah Sosial

Selanjutnya

Tutup

Worklife

3 Mode Berpikir, Sudahkah Anda Berpikir Produktif?

22 Juni 2019   17:14 Diperbarui: 22 Juni 2019   17:17 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama dalam kondisi sadar, manusia selalu berpikir. Namun pernahkan kita bertanya apakah berpikir bisa dianggap kegiatan yang produktif ? Kalau iya, bagaimana mengukur tingkat produktivitas sebuah pikiran ?

Menurut definisi sederhana, produktivitas adalah ukuran efisiensi seseorang dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya. Semakin besar rasio perbandingan output yang dihasilkan terhadap input (sumberdaya) yang digunakan, maka semakin produktiflah seseorang.

Lalu apa input dari proses berpikir ? Pengetahuan, waktu dan mungkin juga uang. Lalu outputnya apa ? tergantung tujuan anda berpikir.

Setidaknya ada 3 tujuan berpikir yang kemudian melahirkan aktivitas berpikir yang sering kami sebut "mode berpikir", antara lain :

1. Mode Belajar.
Belajar yang kami maksud disini adalah proses mendapatkan pengetahuan baik dengan cara membaca, menonton maupun berdiskusi.

Proses berpikir ini sering juga kami sebut "Knowledge Acquisiton".

Ukurannya bukan seberapa banyak yang anda baca, dengar atau lihat, tapi seberapa banyak yang benar-benar anda pahami.

Proses memahami adalah menjadikan pengetahuan yang tadinya ada di luar diri kita  menjadi milik kita dan siap kita gunakan setiap saat apabila dibutuhkan. Salah satu ukuran paling gampangnya adalah, kemampuan kita menjelaskan ulang pemahaman tersebut dengan bahasa kita sediri dan orang lain memahami penjelasan tersebut.

Pada mode ini, output yang diharapkan dari kegiatan berpikir adalah pemahaman (comprehension).

2. Mode Problem Solving.
Pada mode ini, kita berpikir karena adanya kebutuhan untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi, baik masalah di rumah ataupun di kantor.

Kemampuan orang dalam menyelesaikan masalah biasanya akan sangat berpengaruh pada kecepatan perkembangan kariernya.

Kemampuan seseorang menyelesaikan masalah tergantung oleh beberapa faktor seperti tingkat pengetahuan, pengalaman dan keceradasan yang dimilikinya.

Semakin sering seseorang menyelesaikan masalah dalam bidang tertentu maka semakin ahli pula ia di bidang itu.

Dalam menyelesaikan masalah, selain pengetahuan spesifik sesuai bidangnya, seseorang juga dituntut menguasai metode-metode penyelesaian masalah seperti why-why analisi, fish-bone anlitic dan sebagainya.

Output dari berpikir dalam mode problem solving adalah seberapa bagus solusi yang anda hasilkan dalam menyelesaikan masalah.

3. Mode Kontemplatif.
Istilah gampangnya merenung.
Kita biasanya berada dalam mode ini ketika sedang sendiri, merasa sendiri di tengah keramaian atau ketika kita baru saja mengalami peristiwa yang emosional seperti ditinggal pergi orang yang dekat dengan kita.

Bahan renungannya biasanya sangat esensial seperti makna dan tujuan hidup. Dengan proses berpikir kontemplatif, seseorang bisa menarik hikmah dari setiap pengalaman hidupnya.

Output dari berpikir kontemplatif adalah kesadaran dan kebijaksanaan.

Para filsuf dan rohaniawan adalah orang-orang yang paling banyak menghabiskan waktunya berpikir dalam mode ini.

Dengan mengetahui ketiga mode berpikir di atas, apakah anda menjadi lebih produktif.

Semua tergantung anda, tapi setidaknya anda suda bisa lebih aware ketika anda sedang berpikir.

Anda bisa bertanya, saya sedang dalam mode apa ? Apakah output yang saya hasilkan sudah sesuai dengan tujuan saya berpikir ?

Apakah anda sudah produktif dalam berpikir ? hanya andalah yang paling tepat menilainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun