“Opa, buat hidup sehari-hari uangnya dari mana?” “Opa jual kayu, jual sayur dan kadang-kadang ada yang datang membantu....” “Keluarga Opa ada? Dimana” “Anak Cuma 1 tinggal di Jakarta dan istri asal Gorontalo tapi sudah meninggal”. Opa Mat sendiri kelahiran Jakarta 71 tahun lalu tapi, sudah merantau ke Manado sejak tahun 60-an, dan tinggal di Manembo-nembo Lingkungan 2 Bitung sudah lebih dari 5 tahun. “Opa dapat raskin?” “Dapat, tapi kalo ada uang untuk tebus, raskinkan juga bayar walaupun murah....” Opa dapat Jamkesmas juga, sambil memperlihatkan Kartu Jamkesmas. “Opa dapat BLSM yang terimanya di Kantor Kecamatan beberapa bulan lalu?” “Oh.....ada itu...kalau itu, Opa nda dapat...” Pikir saya mungkin soal data. “Nanti saya bisa konfirm dengan kepala lingkungan yang kebetulan saya kenal”, pikir saya.
Opa Mat sangat murah senyum tidak seperti warga miskin lain yang mukanya berlipat-lipat memelas tak bersemangat , kami makan bersama karena ternyata Opa Mat lagi sakit perut sehingga hari itu puasanya batal.
Beberapa bulan lalu (November 2014) saya sempat difasilitasi oleh Pemkot Bitung, Sulawesi Utara pergi mengunjungi Singapore, salah satu untuk Study Banding saya terkesan dengan Negara kecil ini, yang sangat memaksimalkan penggunaan lahannya, baik laut, sungai maupun darat, yang oke adalah Konsep Waterfront City yang sangat menginspirasi, membayangkan sungai-sungai difungsikan sebagi depan rumah yang tertata rapi dan bukan tempat buang sampah, bukan tempat WC celup (lansung ke Sungai) yang sengaja dibuat oleh warga yang justru berpunya atau Mampu, (*sekedar catatan, saya punya data ini khusus di Bantaran Sungai Kuala Tulap Girian Bitung), berpendidikan tapi mungkin tak menyadari akan kebersihan sungai, keindahan, keberlanjutan lingkungan yang sehat 5, 10, 20, 50, 100 tahun yang akan datang.
Waterfront City Of Singapore benar-banar mengeksplorasi air sebagai harkat hidup orang banyak bahkan memanfaatkan Laut dan Sungai sebagai nilai plus-plus untuk menguatkan potensi wisata dinegara itu.
[caption caption="Merlion Garden, Waterfront Area, Singapore."]
[caption caption="Singapore Waterfront City"]
Mengapa kita tidak mencontoh negara tetangga kita ini, berhubung karakter Kota Bitung sangat mirip dengan Negara Merlion ini? Bukan karena latah, bukan sekedar mencopas, tapi mencontoh untuk sesuatu yang baik, indah dan benar adalah awal kesuksesan, malahan jika dikaji-kaji, Kota Bitung malah punya potensi yang lebih jika dilihat dari sumber daya alamnya.
Konsep KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), Pelabuhan Peti Kemas, Pelabuhan Alam yang dibentengi Selat Lembeh, Hub Port Area, melengkapi persamaan Negara Singapore dengan Kota Bitung SULUT.
Dimasa depan, bukan tidak mungkin, orang-orang seperti Opa Mat, bisa memanfaatkan potensi Sungai sebagai cikal bakal bertumbuhnya perekonomian mereka disungai ini, wisata air bisa dikembangkan, rumah makan yang sekaligus menjual alamnya bisa dinikmati, sungai menjadi jernih, ikan berenang bebas dan sehat yang bertumbuh seiring pertumbuhan Kota, juga konsep-konsep lain, anak cucu kita bisa menikmati .