Mohon tunggu...
Mahendra Dilegant
Mahendra Dilegant Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cerpenis, Catatan Perjalanan dan Filosofis Esai.

Membebaskan diri dari segala belenggu duniawi dengan menulis. Menyukai kebebasan tulisan yang mengandung sarkasme dan liberal.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

#SebuahPerjalanan 1: dari Sopron ke Istanbul

4 Februari 2022   01:54 Diperbarui: 4 Februari 2022   04:46 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari kabut menyelimuti kota ini. Angin yang sedari kemaren semilir sekarang tak sedikitpun terasa. Pepohonan memucat, daun-daun penninervis berjatuhan bak tikus yang diracuni barus kamper. 

Walau tak dingin, tapi orang-orang memilih tak bepergian ke jalan-jalan, seakan takut ditelan dalamnya kabut yang tiada hilang sedari fajar kemaren. Aku termenung, bus sekolah juga datang terlambat, coat hitam yang aku kenakan seketika mengeluarkan bintik putih, mirip spora vegetatif jamur kancing. 

Tiba-tiba, anak-anak kecil berteriak kencang, diiringi dengan rumah-rumah yang seketika menyalakan lampu di siang hari. Semua orang turun ke jalan, begitupun bus sekolah yang terlambat segera membunyikan klaksonnya, menyapa setiap anak di sekeliling kami untuk pergi bermain di taman kota. Banyak orang tua yang berjalan ke arah selatan, melewati aku yang masih termenung melamunkan hal apa yang sebenarnya terjadi. 

Kabut-kabut yang menutupi jalan nampak mulai meruncing dan aku-pun sejenak melihat ke atas langit yang sedikit memantulkan cahaya. Baru ku sadar, salju pertama sedang turun hari ini. 

Lima tahun lamanya Istanbul ini menantikan salju yang selebat ini. Banyak orang bergabung ke selatan untuk bermain snowball, sementara aku yang tak percaya memandang musim dingin pertamaku ini seketika terperangah tanpa satu kata-pun. Hanya bisa berbisik dalam hati. "Aku akan membunuh diriku sendiri di hari kedua musim salju nanti."

Aku seharusnya di Sopron pada musim salju ini. Sebuah kota klasik yang terletak di perbatasan tiga negara : Hungaria, Austria dan Slowakia. 

Kali pertama-ku memulai riset tentang universitas di luar negeri, Jerman, entah kenapa, tetapi negara ini adalah tulisan yang pertama kali muncul dalam preferensi google. 

Ada berbagai universitas yang meng-offer jurusan yang aku minati dan tentunya terdapat banyak beasiswa juga yang disediakan oleh pemerintah lokal disana. Tetapi, tanpa sengaja, sebuah universitas unik muncul dan mengubah semuanya seketika. 

University of Sopron. Ia adalah dalang dari semangat-ku untuk mengejar ketertinggalan dalam matematika dan bahasa Inggris, juga penyebab aku membunuh karakterku yang dahulu dan mengubah cara-ku  terutama dalam me-manejemen waktu. 

Nama universitas yang tidak sengaja muncul di beranda google disaat aku mencari universitas terbaik di eropa barat ini tiba-tiba menuntunku ke sebuah laman website beasiswa yang dibuka setiap tahun, Stipendium Hungaricum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun