"Itu bang...didalam tas selalu kubawa laptop usang pemberian Bapak saya. Perjalanan saya inipun juga nantinya saya upload di blog...itung-itung sambil belajar menulis bang" imbuhku.
"Kamu sudah punya pacar atau belum?" pertanyaan bang Jenggo mulai membuat resah hati saya.
Beberapa detik mulutku terkatup, masih belum bisa menjawab pertanyaannya.
Bang Jenggo mungkin menyadari hal itu hingga dia berkata, "Sudahlah tidak harus kau jawab saat ini."
Akupun tersenyum dan mengangguk.
"Damar saya tak beristirahat dulu ditenda, besok pagi saat sunrise tolong saya dibangunkan ya" sela bang Jenggo lagi.
"Siap bang...saya tak menikmati pemandangan dulu."
Bang Jenggo bergegas memasuki tenda, menata badan dan mulai memejamkan mata.
Akupun masih terpaku didepan tenda, mengingat kembali pertanyaan bang Jenggo tentang pacar. Seakan mengingatkan memoriku yang tersusun rapi dilemari hatiku.
Lintang Suminar...sebuah nama yang telah menjadi cerita dan menemaniku diwaktu dulu disaat kami masih bersekolah di tingkat atas meskipun sekolah berjauhan, saya di Kediri lalu Lintang di Blitar. Cinta pertama yang masih membekas hingga kini.
Selain untuk belajar tentang hidup, perjalanan inipun sebenarnya sebuah perjalanan untuk melupakan dan juga mengikhlaskan Lintang.
Seorang yang sederhana, keras pendirian, cerdas dan manis hingga saya mengaguminya. Hingga kamipun menjalin hubungan hati, pacaran anak sekolah meskipun hanya lewat handphone.