Beranjak dari tempat duduk, saya menghampiri istri yang juga mengobrol dengan Yu Paini..." Buk saya tak mampir ke warunge Mbok Sum yo, sampean bersama anak-anak pulang dulu ", bisik saya ke telinga istri.
" Iyo Pak ne, tapi ojo malam-malam yo pulangnya ", jawab istri saya.
" Siyap buk ne !", sayapun menjawab dengan mantab.
Malam itu...Kang Paijo, Kang Pairin, Mas Bagus dan saya berjalan beriringan menuju warung Mbok Sum.Â
" Assalamualaikum mbok sum ", sapa kami saat memasuki warung kecil dengan tampilan sederhana di ujung desa kami.
" Waalaikumsalam mas, kang", jawab mbok sum dengan datar tapi senyum selalu tersungging dari sudut wajah beliau.
" Pripun kabare? sehat nggih ", tanya saya lagi.
" Alhamdulillah mas, masih diparingi umur panjang kalian Gusti Ingkang Kagungan Gesang ", lagi lagi mbok Sum menjawab.
" Pesen kopi kirlik nggih sekawan, kagem kulo, kang Paijo, kang Pairin kalian mas Bagus ", saya mulai memesan kopi.
" Nggih mas " jawab mbok Sum dengan sabarnya.
Kang Paijo memulai pembicaraan, " Mas, bagaimana usaha sampean?"