Mohon tunggu...
Pohon Kata
Pohon Kata Mohon Tunggu... Freelancer - Going where the wind blows

Ketika kau terjatuh segeralah berdiri, tak ada waktu untuk menangis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warung Mbok Sum, Segelas Kopi dan Harapan tentang Desa Impian

19 Februari 2020   20:15 Diperbarui: 19 Februari 2020   20:23 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beranjak dari tempat duduk, saya menghampiri istri yang juga mengobrol dengan Yu Paini..." Buk saya tak mampir ke warunge Mbok Sum yo, sampean bersama anak-anak pulang dulu ", bisik saya ke telinga istri.

" Iyo Pak ne, tapi ojo malam-malam yo pulangnya ", jawab istri saya.

" Siyap buk ne !", sayapun menjawab dengan mantab.

Malam itu...Kang Paijo, Kang Pairin, Mas Bagus dan saya berjalan beriringan menuju warung Mbok Sum. 

" Assalamualaikum mbok sum ", sapa kami saat memasuki warung kecil dengan tampilan sederhana di ujung desa kami.

" Waalaikumsalam mas, kang", jawab mbok sum dengan datar tapi senyum selalu tersungging dari sudut wajah beliau.

" Pripun kabare? sehat nggih ", tanya saya lagi.

" Alhamdulillah mas, masih diparingi umur panjang kalian Gusti Ingkang Kagungan Gesang ", lagi lagi mbok Sum menjawab.

" Pesen kopi kirlik nggih sekawan, kagem kulo, kang Paijo, kang Pairin kalian mas Bagus ", saya mulai memesan kopi.

" Nggih mas " jawab mbok Sum dengan sabarnya.

Kang Paijo memulai pembicaraan, " Mas, bagaimana usaha sampean?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun