Mohon tunggu...
Pohon Kata
Pohon Kata Mohon Tunggu... Freelancer - Going where the wind blows

Ketika kau terjatuh segeralah berdiri, tak ada waktu untuk menangis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Cinta untuk Istriku

22 Maret 2010   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:16 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Renungan di malam hari,21032010/23.45

Sayangku, dikeheningan malam yang pekat dan hanya diterangi lilin temaram.Kucoba goreskan pena diatas kertas lusuh ini.Kulihat kau tertidur lelap dengan sebuah sungging senyum manismu, diantara lelapnya anak-anak kita.Damai melihat kau…

Tak terasa sang waktu telah menelan kita, dalam riuh serta pikuknya dunia.Istriku, terima kasih telah kau temani diriku ini dalam suka maupun duka, tanpa keluh kesah dan sepatah katapun tentang ketakbersyukuran terhadap apa yang ada.

Sekali lagi, tetesan air mata serta luka dikaki karena kerikil dunia tak buatmu enggan untuk bersamaku.Dimalam ini kucoba tuliskan coretan hatiku tentang cinta yang kita punya.Lihat anak-anak kita yang beranjak dewasa, menikmati indahnya dunia dan asa menggapai cita.Senyum dan canda mereka bak obat pelipur lara dihati kita.Tangisan mereka juga tangisan kita.

Istriku ijinkan malam ini kukecup keningmu, bukan ingin mengganggu tidur lelapmu tapi hanya ingin berbagi tentang rasa cinta dihati.Tidak usah kau terbangun, lanjutkan mimpi indahmu.Biarkanlah kau bunuh rasa lelahmu, setelah seharian kau dampingi anak-anak kita disaat aku bekerja mencari sesuap nasi.

Istriku, temanilah aku dalam kesedihan, kebahagiaan, bahkan temanilah aku sampai akhir cerita.Mari kita nikmati kebahagiaan itu bersama-sama, bersama orang yang kita cintai dan juga anak-anak yang kita punya.

Terima kasih atas kesetiaan yang telah kau berikan padaku….

Dan semoga kita mampu melihat terbitnya Sang Matahari esok hari, melihat anak kita menerjang congkaknya dunia bersama dalam bahagia.

Terima kasih, aku cinta kau istriku…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun