Wahai kaum lelaki Jangan kamu salahkan siapa-siapa bila ini membuatmu risau, terlebih Hamish dan Raisa. Cukup kamu salahkan dan laknat para lelaki yang mempunyai banyak istri, bergundik, nikah sirih dan sejenisnya. Secara sadar mereka dengan kejamnya turut menurunkan populasi wanita untuk dinikahi.
Sempat bertenggernya Hari Patah Hati Nasional menjadi trending topic, dirasa membuat spam-spam di-official media Raisa diantara faktornya karena banyaknya Your Raisa di Indonesia (fans Raisa). Sehingga mereka secara sadar membuat banyak input aspirasi tercipta, terlebih ekspresi menanggapi pernikahan Hamish dan Raisa. Wajar, sebagai musisi, jelas Raisa banyak dijadikan influence bagi para penyanyi pendatang baru di Indonesia. Sebagai seorang public figure yang multitalenta dengan predikat plus kuadrat, pasti banyak orang yang mengidamkan-idamkannya.
Kaum adam mendambakannya karena Raisa sebagai wanita idaman. Kaum Hawa menjadikan Raisa salah satu panutan dalam berdandan. Maka memang suatu kebenaran bila Raisa mempunyai banyak penggemar. Terbukti, Raisa punya banyak warga (nitizen) yang menyenanginya, baik pria maupun wanita diberbagai platformmedia sosial (Instagram sampai Twitter). Pertanggal 10 September 2017, Instagram pengikut Raisa sebanyak 15,6 Milliar. Sedangkan di Twitter sebanyak 7,71 Milliar.
Berbeda dengan sang istri, Khamis Daud mempunyai fans tersendiri. Macho, tangguh, pintar, kuat, anak alam, tampan nan rupawan adalah kelebihan yang dieluhkan bagi penggemar Hamish, terkhusus para wanita, baik yang tulen maupun yang karbitan. Banyak yang mengagumi, banyak yang menyukai. Terlihat di akun media sosialnya, Hamish mempunyai pengikut Instagram sebanyak 1,7 Milliar dan Twitter sebanyak 63,7 ribu pengikut.
Puluhan Ribu sampai menginjak angka Milliaran pengikut, adalah suatu hal yang dahsyat, untuk public figure di Indonesia. Banyaknya pengikut, melebihi angka populasi manusia dibumi yang berkisar 7 Milliar orang atau diakhir abad nanti, tahun 2050 berkisar 11,2 milliar orang. Seperti simulasi saja, tak usah menunggu uji laporan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) tahun 2050 yang terlampir dalam Nationalgeograpic.co.idbenar adanya.
Bergumulnya akun-akun media sosial, mulai dari akun personal, bisnis, sampai buzzer bersatu dalam asosiasi tagar Hari Patah Hati Nasional dan sempat menyebabkan trending topic Nasional. Menggeser, mengesampingkan, melupakan isu ataupun fenomena nasional. Yang membuat saya menjadi bingung dan nyinyir. Sebenarnya untuk apa fungsinya?
Tingginya pengharapan, dan kreativitas seseorang dalam berimajinasi membuat ia merasa pantas memiliki. Munculah opini baru, seolah Raisa direbut oleh Hamish dari anda, ataupun sebaliknya Hamish direbut oleh Raisa dari anda. Sadarlah wahai keturunan Adam dan Hawa akan pengharapan yang utopis. Ingat Duta dan kawan-kawan Shela On 7 saja sudah Berhenti Berharap sejak tahun 2003. Ikuti jalan mereka, karena bagaimanapun juga Raisa nge-fans dengan Sheila On 7 sedari Sekolah Dasar.
Kadang Asiknya seseorang berekspresi terlebih mengomentari fenomena dimedia sosial demi memperoleh suatu eksistensi diri. Adalah agar memberikan kesan ia ada, tercitrakan hipster, mempunyai pergaulan yang luas, sekedar trendy, atau kekinian atau hitz pakai z.
Seperti yang diungkap dalam beberapa riset ditahun 2016, Nidya Zahra Hayumi --Penggunaan Instagram Sebagai bentuk Eksistensi Diri mengungkapkan "Eksistensi seseorang dipengaruhi oleh dunia luar menjadikan seseorang ingin mengembangkan dirinya dengan mengikuti perkembangan disekitarnya terutama bagi orang yang sedang berada di usia 13-18 tahun. Dengan instagram, alasan utama seseorang menggunakannya adalah untuk berbagi momentum. Sehingga menunjukan keberadaan seseorang yang ada di instagram, yang berarti ia ada disatu lingkungan".
Yang kadang perlu diingatkan, seseorang terlebih ia public figure tetaplah mempunyai sisi privacy dan tentunya pilihan dalam memilih hidupnya. Terlebih Hamish dan Raisa. Dan sampai parahnya lagi banyak oknum yang membuat meme membanyangkan malam pertama Raisa. Sama-sama tau, sama-sama punya kebutuhan biologis. Lagipula mereka sudah menikah, suatu yang privat jangan dibayangkan dan diangkat menjadi santapan public.
Jika terus dibiarkan fenomena tagar ini, maka akan semakin bahaya, dunia nitizen akan gempar. Bagaimana bila nantinya Hamish dan Raisa punya anak, anaknya kembar cantik dan tampan, atau setidaknya nanti suatu saat pastilah ia hidup bahagia, dengan kemapanan, kekayaan yang mentereng, atau Bulan madu keliling dunia. Nitizen makin dibuat pupus saja.