Mohon tunggu...
Dira Nursyahida
Dira Nursyahida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya merupakan mahasiswi jurusan bahasa dan sastra Arab, saya hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak dan Relevansi Aliran Qadariyah Masa Kini

7 Desember 2023   12:15 Diperbarui: 7 Desember 2023   12:21 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya rekam jejak sejarah membuktikan bahwa tokoh-tokoh klasik teologi tidak terlepas dari dinamika politik yang terjadi pada masa awal umat Islam. Dinamika yang terjadi melahirkan persoalan yang sekaligus menjadi isu dalam ranah teologi, sehingga pertikaian teologis pada masa itu tidak dapat dielakkan. Terdapat problem yang memicu timbulnya ragam persepsi yaitu ketika terbunuhnya khalifah Usman bin Affan. Yang pada akhirnya perdebatan teologis yang terjadi kemudian menyebabkan munculnya berbagai aliran teologi, salah satunya adalah aliran Qadariyah.

Dilihat dari segi bahasa qadar berarti ketetapan, hukum ketentuan, ukuran dan kekuatan. Secara istilah yaitu ketergantungan perbuatan seorang hamba pada kekuatannya mempunyai dayaupaya serta diberi kebebasan penuh untuk menentukan dan perbuatan atas kemauannya sendiri tanpa adanya campur tangan tuhan. Hal ini didasarkan atas kemampuan manusia membedakan antara orang yang berbuat baik dan berbuat buruk.

Dalam tinjauan sejarah, paham ini pertama kali dikemukakan oleh seorang penduduk. Irak beragama Kristen. Dari dialah Ma'had al-Juhani dan Ghailan al-Dimasyqi menerima paham Qadariah. Ma'bad menyebarkan paham ini di Irak sementara Cihailan menyebarkannya di Syam dan mendapat tantangn dari khalifah Umar bin Abdul Azis. Selain itu, Ghailan juga. menganut paham bahwa iman tidak bertambah dan berkurang, sehingga manusia tidak perlu. berusaha untuk meraihnya. Qadariyah identic dengan manusia yang memiliki kebebasan dan. merdekan untuk memilih dan melakukan sesuatu. sehingga dikenal juga dengan sebutan free will dan free act.

Dalam konteks masa kini, menurut saya ini tetap relevan karena aliran Qadariyah menawarkan pandangan yang sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan adanya hak asasi manusia dalam suatu pemerintahan Negara. Aliran Qadariyah menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk membuat pilihan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Hal ini dapat memberikan pendorong bagi individu untuk mengambil inisiatif dan berlanggung jawab atas hidup mereka.

Tidak hanya itu, Pandangan Oadariyah tentang takdir yang dapat berubah berdasarkan pilihan manusia dapat memotivasi seseorang untuk terlibat secara aktif dalam perubahan positif dalam masyarakat. Mereka akan berupaya mengusahakan segala sesuatu dengan maksimal agar diperolehnya hasil sesuai yang mereka ingin. Dalam pandangan ini, Takdir Allah tidak bersifat mutlak, tetapi dapat berubah berdasarkan pilihan manusia. Ini dapat membantu seseorang untuk merasa lebih memiliki kontrol atas hidup dan menghadapi tantangan dengan keyakinan.

Diantara dampak positif munculnya aliran qadariyah, terdapat juga dampak negatifa dari aliran ini, diantaranya, pandangan Qadariyah tentang kebebasan individu dapat disalahgunakan jika tidak diimbangi dengan tanggung jawab dan moralitas yang kuat.

Beberapa orang mungkin menggunakan pemahaman ini sebagai pembenaran untuk tindakan yang tidak bermoral atau melanggar hukum. Pandangan Qadariyah menimbulkan. ketidakjelasan tentang takdir, aliran ini beranggapan bahwa takdir Allah dapat berubah berdasarkan pilihan manusia dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam konsep Takdir.

Tidak hanya itu, beberapa orang mungkin merasa sulit untuk memahami bagaimana. takdir Allah dapat berubah jika Allah dianggap sebagai entitas yang maha kuasa dan maha mengetahui. Aliran Qadariyah juga telah menjadi subjek perdebatan dan kontroversi di kalangan ulama dan Islam. Beberapa kritikus berpendapat bahwa pandangan ini bertentangan dengan konsep takdir yang lebih tradisional dan dapat mengurangi kebesaran Allah.

Oleh karena itu, perlu kita ingat bahwa, setiap aliran memiliki dampak positif dan negatif. Perbedaan aliran bukan alasan untuk kita umat beragama akan adanya sifat menerima perbedaan. Dengan demikian, dari perbedaan bisa kita ambil sisi baik dengan memfilter semua pemahaman dari suatu dan mengambil sisi baiknya untuk diamalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun