Pertunjukan ini sebetulnya adalah pertunjukan tari dengan boneka kayu berukuran sebesar manusia. Boneka akan dikelilingi oleh 8-10 orang penari Tor-Tor.Â
Sepanjang pertunjukan, boneka akan bergerak-gerak menggunakan system penggerak mekanis, seakan-akan boneka juga turut menari.
Di balik pertunjukan budaya ini, ternyata ada kisah pilu yang melatari. Alkisah, dahulu kala Raja Rahat, salah satu raja di Pulau Samosir, kehilangan putra tunggalnya, Raja Manggale, yang gugur di medan perang dan jasadnya tidak dapat ditemukan. Raja Rahat pun mengalami kesedihan berlarut dan jatuh sakit.Â
Demi menghibur sang raja, pada akhirnya para tetua membuat patung yang mirip dengan Manggale, lalu memanggil roh Manggale sehingga patung tersebut dapat bergerak. Raja Rahat pun pulih dari sakitnya setelah hal ini dilakukan.
Semenjak saat itulah masyarakat batak menyebut patung kayu tersebut sebagai Sigale-gale, yang diambil dari nama Manggale. Dahulu, Sigale-gale dipercaya dapat menjadi ‘wadah’ bagi roh orang-orang yang telah meninggal.
Namun tak perlu khawatir, pertunjukan Sigale-gale saat ini tidak lagi dilakukan dengan prosesi memanggil roh. Boneka juga digerakkan oleh mesin. Dengan latar belakang rumah bolon, pertunjukan Sigale-gale masih menarik banyak wisatawan.
Eco-Wisata di Daerah Sekitar Toba
Daerah sekitar Danau Toba merupakan daerah yang masih asri dan hijau. Karenanya, tidak heran terdapat cukup banyak pilihan eco-wisata yang dapat menyegarkan mata dan pikiran. Beberapa contohnya antara lain The Kaldera Toba, Geosite Sipinsur, dan Bukit Holbung.
The Kaldera Toba adalah lokasi eco-wisata DSP Toba yang paling baru. Diresmikan dan dibuka pada tahun 2019, lokasi wisata dengan konsep nomadic escape seluas 385 hektar ini menawarkan paket lengkap penginapan dan lokasi wisata.Â
Kaldera adalah salah satu tempat terbaik melakukan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE di Indonesia Aja). Lokasi yang strategis membuat kawasan wisata ini juga cocok untuk turis internasional, terutama dari Malaysia dan Singapura.