Mohon tunggu...
Nadira Aliya
Nadira Aliya Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk tetap menghidupkan pikiran

Halo! Saya Diraliya, seorang penulis lepas yang cerewet ketika menulis namun kalem ketika berbicara. Selamat membaca tulisan-tulisan saya, semoga ada yang bisa diambil darinya :)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Agar Tak Bermental Pengemis, Didik Anak dengan 5 Hal Ini Saat Hari Raya

11 Juni 2018   22:12 Diperbarui: 11 Juni 2018   22:17 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendekati hari Raya Idul Fitri, salah satu tradisi yang banyak dilakukan turun-menurun adalah pemberian "salam tempel" atau THR untuk anak-anak yang masih kecil. Biasanya, ketika berkumpul keluarga, para Tante, Om, Eyang, dan kerabat akan memberikan sebuah amplop berisikan lembaran uang (yang biasanya uang baru) untuk anak-anak. 

Tradisi ini sebetulnya tak hanya ada di agama Islam saja. Misalnya, ketika Tahun Baru Imlek, anak-anak keturunan Tionghoa akan diberikan angpao untuk kemudian dibelanjakan barang-barang yang mereka inginkan. 

Saya sendiri pun amat merasakan bahagianya menerima uang THR untuk anak saat lebaran ini. Bahkan hingga usia SMA, masih ada Eyang, Tante, dan Om yang memberikan sejumlah uang untuk saya. Apalagi, keluarga saya termasuk keluarga yang besar, sehingga uang yang saya terima cukup banyak dengan lebih banyaknya keluarga kami bersilaturahim ke tempat saudara-saudara. 

Mental Peminta-Minta Karena Salam Tempel?

Belakangan, di media sosial sempat beredar ajakan untuk tidak memberikan anak salam tempel di hari Raya, sebab berisiko untuk menjadikan anak memiliki mental peminta-minta. 

Pasalnya, pada kenyataannya, memang ada beberapa orang tua yang tak begitu memperhatikan pendidikan untuk anaknya sendiri, sehingga anak dimotivasi untuk mendapatkan uang selama bersilaturahim, alih-alih berinteraksi dengan keluarga. 

Alhasl, ketika menyalami Om dan Tantenya, bukan keinginan untuk bersilaturahim yang muncul, melainkan keinginan untuk segera mendapatkan sejumlah uang. Ujung-ujungnya, jika ini dibiarkan terus hingga dewasa, bisa-bisa muncul mental peminta-minta dalam diri anak. 

Solusi Pendidikan dari Orang Tua

Tentu setiap orang tua tak ingin anaknya memiliki mental peminta-minta. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang sebetulnya bisa dilakukan demi mendidik anak agar tak memiliki mental seperti ini ketika dewasa nanti, misalnya saja:

1. Budayakan Untuk Tidak Meminta

Ajarkan anak untuk tidak meminta salam tempel. Jika diberikan, maka ajarkan anak untuk berterima kasih, namun jika tak diberikan, jangan sampai terucap permintaan dari mulut anak. Belum tentu setiap orang memiliki budget untuk dibagi-bagikan pada anak-anak, bisa jadi ada kerabat yang memang sedang mengalami krisis ekonomi, dan tentunya akan sangat sedih ketika diminta namun tak dapat memberikan. 

2. Ajak Anak Berinteraksi dengan Saudara-Sepupu

Ketika hari Raya Idul Fitri tiba, ajarkan anak untuk berinteraksi dengan saudara-sepupunya, terutama yang seumuran. Dengan begitu, akan tumbul rasa persaudaraan dalam diri anak, sehingga ketika Lebaran tiba, yang ia tunggu-tunggu tak hanya kantong yang bertambah tebal, namun juga pertemuan yang menyenangkan dengan saudara-saudaranya. 

3. Mendidik Anak Untuk Memberi

Agar tak timbul mental peminta-minta, sebagai orang tua Anda bisa juga mendidik anak justru untuk memberi. Tangan di atas tentu lebih baik dari tangan di bawah. Di sekitar rumah penulis, ketika Lebaran, biasanya akan ada segerombolan anak-anak yang datang ke rumah dan meminta salam tempel. Jika ini juga terjadi di rumah Anda, cobalah minta tolong pada anak untuk memberikan lembaran uang ke anak-anak tersebut. Dengan begitu, ketika dewasa kelak ia juga paham bahagianya memberi daripada meminta. 

4. Jangan Iming-Imingi dengan Uang

Terkadang, ada juga orang tua yang luput menjaga omongan, "Yuk pergi ke rumah Tante ini, nanti dikasih salam tempel banyak, lho..".Tentu jika sampai ini terucap, maka anak akan menurut diajak bersilaturahim hanya demi salam tempel. Sebaliknya, cobalah mengajak dengan lebih mendidik, misalnya mengajak dengan tujuan menjalin silaturahim dengan tulus, seperti, "Yuk ke rumah Tante ini, kamu sudah lama kan nggak ketemu?"

5. Hindari Budaya Konsumtif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun