Mohon tunggu...
Nadira Aliya
Nadira Aliya Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk tetap menghidupkan pikiran

Halo! Saya Diraliya, seorang penulis lepas yang cerewet ketika menulis namun kalem ketika berbicara. Selamat membaca tulisan-tulisan saya, semoga ada yang bisa diambil darinya :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami Pilihan

Sesak Kado Terakhir Ibu

8 Juni 2018   17:04 Diperbarui: 8 Juni 2018   17:07 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Hiveminer.com

**

Setiap kali Ramadan berakhir, maka bersedihlah mereka yang harus menunggu satu tahun lagi untuk berjumpa dengan bulan penuh ampunan dimana pahala juga berbanjiran untuk umat manusia.

Ibuk bukan orang yang keranjingan beribadah. Seingat Mar, bahkan bacaan Qur'annya masih terbata-bata. Tapi satu yang pasti, Ibuk sangat suka mendengarkan kajian. Di manapun itu. Ibuk juga pernah berpesan, memang penting kuantitas ketika kita beribadah, hanya saja, terkadang perlu juga menjaga kualitasnya.

"Menghabiskan waktu untuk beribadah sendiri iku yo koyokne agak egois,Nduk... Di luar masih ono juga wong-wong sing butuh bantuan kita. Manusia ki akan diridhai Gusti Allah sat manusia lainnya juga ridho sama dia."

Dalam perjalanan shalat Ied, nasihat itu seperti terngiang di telinga Mar. Ibuk nampak sehat di usianya yang kini 56 tahun. Berjalan walau terpatah-patah didampingi kedua anaknya.

"Nak, Ibuk wis maafkan kalian. Kalian mesti hidup mandiri, ndak nyusahin orang lain yo, Nak...Hati-hati "

"Ibuk kayak mau pergi jauh aja, deh."

"Ya, ndak, Ibuk kan pesan wanti-wanti supaya kalian ingat nanti kalau Ibuk tiba-tiba dijemput Bapak."

"Ibuk ah, jangan ngomong gitu! Mira nanti sama siapa kalau Ibuk pergi."

"Kamu wis dadi anak mandiri, cah ayu... Mengerti bagaimana mengurus diri sendiri. Beberapa tahun lagi, kamu bisa sesukses kakakmu, Ndhuk."

Mira terdiam mendengarkan sambil tak terasa matanya berair.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun